Masih Proses, Mohon Sabar...

Sabtu, 30 April 2011

Puncak Milad PKS ke-13 di Mesir; PIP PKS Mesir Keluarkan Deklarasi Kairo

Melalui momentum Milad PKS ini, PIP PKS Mesir mengeluarkan Deklarasi Kairo yang berisi bahwa PIP PKS Mesir berkomitmen untuk menyumbangkan 15 doktor untuk Indonesia pada tahun 2014.
Acara ini dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Mesir Bapak A.M. Fachir. Sementara acara inti perayaan berupa seminar politik dialog membincangkan masa depan bangsa Indonesia, PIP PKS Mesir menghadirkan tokoh PKS Bidang Hubungan Luar Negeri Bapak Raden Agoeng Hardianto Wibowo, Dip. Ing. MSc. ME.

Dari kanan ke kiri: Sekejen PIP PKS Mesir Ust. Haris Ramlan, Lc. Dpl.; Ketua PIP PKS Ust. Ahmad Tarmizi, Lc. Dpl.; Dubes Bapak A.M. Fachir; Bapak Raden Agoeng Hardianto Wibowo, Dip. Ing. MSc. ME.
Menyambut acara ini, Ketua PIP PKS Mesir Ust. Ahmad Tarmizi, Lc. Dpl. mengatakan, “Selama 12 tahun PKS, alhamdulillâh telah ada 6 orang kader PKS di Mesir yang meraih gelar doktor di Universitas Al-Azhar. InsyaAllâh di tahun 2011 ini akan ada tambahan 2 orang doktor. Dan dengan perayaan Milad PKS ke-13 ini, PIP PKS Mesir berkomitmen untuk menambah 7 orang doktor lagi, hingga pada tahun 2014 insyaAllah PIP PKS Mesir akan sumbang 15 orang doktor untuk Indonesia.”

Rangkaian acara perayaan Milad PKS ke-13 di Mesir telah dimulai sejak tanggal 7 April 2011, dengan kegiatan gotong royong membersihkan Wisma Nusantara. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai perlombaan, seperti lomba menulis kolom, turnamen futsal, turnamen volley, lomba masak, dan lainnya, yang setiap perlombaan terbuka untuk diikuti oleh seluruh mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir. (Myj/pm)

Kehumasan dan Media Miliki Landasan Shiroh

Humas dan media sangat penting peranannya dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan. PKS sebagai partai dakwah memiliki banyak kegiatan-kegiatan yang bagus, menarik dan bernilai baik untuk masyarakat. Namun sayang banyak kegiatan atau program yang tidak terkomunikasikan dengan baik ke publik karena minimnya liputan media. 

Dan ini menjadi titik lemah PKS dalam lima tahun terakhir yang harus diperbaiki mulai saat ini, lanjut Hasyim. Selain itu, sesuai amanat mukernas, setiap kader memanfaatkan social media untuk kepentingan dakwah dan pencitraan PKS. Demikian disampaikan Wakil Ketuan Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Riau, Hasyim Alawi saat membuka Pelatihan Humas Dan Media DPP PKS angkatan ke-13 di Kantor DPW PKS Riau, Sabtu (30/4). 

“Kuasai dan warnai social media (Socmed) dengan nilai nilai dakwah terutama untuk kaum muda dan kaum remaja yang saat ini begitu akrab dengan Socmed”, tegas Hasyim.
Lebih jauh Hasyim mengungkapkan, sesungguhnya memiliki landasan historis dengan shiroh Rasulullah Saw yang selama ini kita jadikan pedoman. Sehingga program pelatihan kehumasan dan media, merupakan bagian dari upaya menjalankan sunnah Rasulullah SAW. 

Hasyim menyontohkan kondisi yang dialami kaum muslimin pasca perang Uhud dimana kaum muslimin banyak menerima kesimpangsiuran informasi. Karut marut informasi itu membuat kaum muslimin goyah dan mengalami degradasi moral yang luar biasa. 

Oleh karena itu, tutur Hasyim, dalam posisi kekalahan seperti itu peran opini sangat besar dalam membangkitkan kembali semangat dan motivasi kaum muslimin sehingga gelora jihad mereka kembali bangkit. 

Dengan demikian, Humas dan media memiliki peran yang begitu penting. Demikian juga di era politik seperti saat ini, dimana partai politik tidak lepas dari pencitraan yang terkait erat dengan peran media. Sebuah parpol, bisa dinilai baik lewat pencitraan oleh media. sebaliknya parpol juga bisa dipersepsikan negatif atau jelek juga akibat pemberitaan media.

Menkominfo: Laporkan Situs Penyebar Terorisme

Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta masyarakat proaktif melapor, jika menemukan situs di dunia maya yang menyebarkan paham teroris.

“Kalau sifatnya menghasut, laporkan saja. Kalau ditemukan sejauh ini kita sudah melakukan pemblokiran,” ujar Menkominfo Tifatul Sembiring di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (29/4/2011).

Menurutnya, situs-situs yang mengajarkan terorisme tersebut biasanya dibuat oleh pihak dari luar negeri. Tifatul menegaskan bahwa pihaknya akan menindak para pembuat situs tersebut jika diketahui menyebarkan kebencian dan teror.

“Kalau sifatnya menyebarkan kebencian, melakukan sesuatu yang agitasi (propaganda),” Itu kita tutup. Ada dasarnya,” pungkasnya. [mvi]

NII Sekarang Berbeda dengan NII SM Kartosuwirjo

SURABAYA- Gerakan Negara Islam Indonesia (NII) yang akhir-akhir marak bukanlah gerakan NII yang pernah ada dan dipimpin oleh SM Kartosuwirjo pada tahun 1949 lalu.

NII saat ini memang bersumber pada gerakan yang sama, karena ada salah satu tokoh NII Kartosuwirjo yang berperan di NII saat ini.

Demikian disampaikan Juru Bicara Jamaah Asharut Tauhid (JAT) Jawa Timur, Dzulqurnain.  Bahkan Dzul, sapaan Dzulqurnain, lebih menuding gerakan ini adalah bagian dari skenario intelijen.

"NII saat ini adalah gerakan Intelijen, termasuk dengan cuci otak. Karena itu (cuci otak-red) hanyalah istilah dari intelijen," kata Dzulqornain kepada okezone, Jumat (29/4/2011).

NII dahulu sudah hilang di bumi Indonesia pasca ditumpas karena mengancam NKRI dengan pendirian negara Islam. Sejak saat itu, secara lembaga, Institusi dan Personelnya NII sudah lenyap. Namun ideologi NII masih ada di bumi pertiwi ini.

"Meski sudah hilang tapi ideologinya masih hidup hingga saat ini. Dimana Ideologi tersebut adalah menginginkan terbentuknya negara yang berdasarkan Syariat Islam," tambah Dzul.

Dia menceritakan, munculnya NII saat ini adalah bermula dari pengkhianatan seorang tokoh NII SM Kartosuwirjo  bernama Jaelani. Jaelani sendiri merupakan orang kepercayaan dari SM Kartosuwiryo.

Jaelani kemudian berkolaborasi untuk pembusukan NII Kartosuwiryo dengan Ali Moertopo, tokoh Intelijen. Saat itu, NII dibawah pimpinan Kartosuwiryo dapat ditumpas karena dianggap makar terhadap pemerintahan yang sah.

"NII saat ini ada adalah ciptaan kedua orang itu yang kemudian memunculkan tokohnya bernama Panji Gumilang yang merupakan tokoh di Ponpes Al-Zaitun,Indramayu yang kemudian disebut-sebut sebagai NII," ungkapnya.  Padahal, kata Dzul, ponpes tersebut hanyalah boneka. Dan pihak kepolisian sudah tahu akan skenario tersebut.

“Tidak ada yang tidak terkonsep dalam sebuah tujuan, dan cuci otak ini tidak lepas dari sebuah pekerjaan intelijen. Tujuannya adalah untuk menekuk siapapun yang tergabung dalam NII dapat ditumpas, otomatis meningkatkan pencitraan," katanya.

Celakanya, NII hasil sepak terjang Intelijen itu menjadi bumerang bagi pemerintah. “Yang paling ditakutkan adalah, NII ini akan bermetafora dan menjadi sebuah jaringan yang mengakar ke Alqaidah. Dan itu akan terjadi jika tidak segera dilakukan antisipasi dini,” ujarnya.

Jumat, 29 April 2011

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan Raih Award Perencanaan Pembangunan Nasional

Semenjak menjadi Gubernur, Ahmad Heryawan seringkali mendapatkan berbagai penghargaan. Kali ini penghargaan yang diraihnya adalah Award dalam hal Perencanaan. 

Ahmad Heryawan dinilai telah berhasil memimpin Jawa Barat, terutama dalam hal Perencanaan Pembangunan.

Penyerahan penghargaan tersebut diberikan dalam acara pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Nasional di Jakarta, Kamis (28/4/2011) sekitar pukul 08.30 WIB.

Penghargaan itu diketahui berdasarkan pidato Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida S Alisyahbana. Penghargaan diberikan secara simbolis melalui penyerahan Buku Panduan Penyelenggaraan Pemerintahan Tahun 2011 dari Presiden RI. [inilah/ismed/gin]
 
 

Kamis, 28 April 2011

Mengenal Ciri-Ciri Gerakan NII

Sekarang media massa hingar bingar dengan peristiwa dialami anak-anak muda yang "hilang", dan kemudian diketemukan dalam keadaan seperti "linglung", serta menurut pengakuan mereka, mereka mengalami pencucian otak. Benarkah mereka yang "hilang" itu menjadi korban dari proses cuci otak yang dilakukan oleh NII?
Berbagai kajian yang pernah diterbitkan media massa Islam, menilai ada NII yang menyimpang jauh dari ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, dan disebut-sebut memiliki kaitan erat dengan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.
Pondok pesantren modern ini berdiri pada akhir tahun 1990-an, dan diresmikan oleh Presiden RI B. J. Habibie. Pondok Pesantren yang dipimpin oleh Abu Toto alias Syeikh Panji Gumilang itu, bukan hanya diresmikan oleh Presiden BJ Habibie semata, tetapi sejumlah tokoh penting pernah berkunjung dan memberikan bantuan kepada Pesantren Az-Zaytun, konon termasuk diantaranya sejumlah tokoh penting militer dan intelijen, dan bahkan diisukan mendapat suntikan dana dari Pemerintah Kerajaan Inggris.
Sampai sekarang media massa meributkan tentang NII dan dikaitkan dengan Az-Zaytun, tetapi tidak pernah ada tindakan apapun terhadap pesantren dan pengasuhnya. Seakan Pesantren itu kebal dari aparat dan hukum. Sementara itu, orang-orang yang mempunyai kaitan dengan NII, banyak yang kemudian menjadi tersangka atau dipenjara dalam waktu tertentu. Entah dituduh sebagai teroris atau melakukan gerakan yang dianggap menjadi ancaman keamanan negara.
Berbagai media massa Islam menampilkan hasil-hasil penelitian, analisis para pakar, hingga kesaksian para mantan santri pesantren tersebut sebagai bukti “kesesatan” Al-Zaytun dengan NII "jadi-jadiannya”.
Banyak yang mengatakan bahwa yang muncul ke permukaan yang menjadi fenomena sekarang ini, dan berlanjut menjadi sebuah permasalahan pelik, merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk menghancurkan umat Islam di Indonesia. Seandainya, argumentasi ini benar, wajar bagi umat Islam untuk menjadikan pihak-pihak yang terkait dengan gerakan tersebut sebagai ancaman serius yang selalu harus diwaspadai.
Sebuah media menyebutkan ciri-ciri kelompok bawah tanah yang mengatasnamakan NII tersebut. Berikut ini adalah sebagian ciri-cirinya:
  1. Dalam mendakwahi calonnya, mata sang calon ditutup rapat, dan baru akan dibuka ketika mereka sampai ke tempat tujuan.
  2. Para calon yang akan mereka dakwahi rata-rata memiliki ilmu keagamaan yang relatif rendah, bahkan dapat dibilang tidak memiliki ilmu agama. Sehingga, para calon dengan mudah dijejali omongan-omongan yang menurut mereka adalah omongan tentang Dinul Islam. Padahal, kebanyakan akal merekalah yang berbicara, dan bukan Dinul Islam yang mereka ungkapkan.
  3. Calon utama mereka adalah orang-orang yang memiliki harta yang berlebihan, atau yang orang tuanya berharta lebih, anak-anak orang kaya yang jauh dari keagamaan, sehingga yang terjadi adalah penyedotan uang para calon dengan dalih demi dakwah Islam. Tetapi semua itu, hanya sebagai alat (sarana) untuk menyedot uang.
  4. Pola dakwah yang relatif singkat, hanya kurang lebih tiga kali pertemuan, setelah itu, sang calon dimasukkan ke dalam keanggotaan mereka. Sehingga, yang terkesan adalah pemaksaan ideologi, bukan lagi keikhlasan. Dan, rata-rata, para calon memiliki kadar keagamaan yang sangat rendah. Selama hari terakhir pendakwahan, sang calon dipaksa dengan dijejali ayat-ayat yang mereka terjemahkan seenaknya, hingga sang calon mengatakan siap dibai'at.
  5. Ketika sang calon akan dibai'at, dia harus menyerahkan uang yang mereka namakan dengan uang penyucian jiwa. Besar uang yang harus diberikan adalah Rp 250.000 ke atas. Jika sang calon tidak mampu saat itu, maka infaq itu menjadi hutang sang calon yang wajib dibayar.
  6. Tidak mewajibkan menutup aurat bagi anggota wanitanya dengan alasan kahfi.
  7. Tidak mewajibkan shalat lima waktu bagi para anggotanya dengan alasan belum futuh (masih fatrah Makkah). Padahal, mereka mengaku telah berada dalam Madinah. Seandainya mereka tahu bahwa selama di Madinah-lah justru Rasulullah saw. benar-benar menerapkan syari'at Islam.
  8. Sholat lima waktu mereka ibaratkan dengan doa dan dakwah. Sehingga, jika mereka sedang berdakwah, maka saat itulah mereka anggap sedang mendirikan shalat.
  9. Shalat Jum'at diibaratkan dengan rapat/syuro. Sehingga, pada saat mereka rapat, maka saat itu pula mereka anggap sedang mendirikan shalat Jum'at.
  10. Untuk pemula, mereka diperbolehkan shalat yang dilaksanakan dalam satu waktu untuk lima waktu shalat.
  11. Infaq yang dipaksakan per periode (per-bulan), sehingga menjadi hutang yang wajib dibayar bagi yang tidak mampu berinfaq.
  12. Adanya qiradh (uang yang dikeluarkan untuk dijadikan modal usaha)yang diwajibkan walaupun anggota tak memiliki uang, bila perlu berhutang kepada kelompoknya. Pembagian bagi hasil dari qiradh yang mereka janjikan tak kunjung datang. Jika diminta tentang pembagian hasil bagi itu, mereka menjawabnya dengan ayat Al Qur'an sedemikian rupa sehingga upaya meminta bagi hasil itu menjadi hilang.
  13. Zakat yang tidak sesuai dengan syari'at Islam. Takaran yang terlalu melebihi dari yang semestinya. Mereka menyejajarkan sang calon dengan sahabat Abu Bakar dengan menafikan syari'at yang sesungguhnya.
  14. Tidak adanya mustahik di kalangan mereka, sehingga bagi mereka yang tak mampu makan sekalipun, wajib membayar zakat/infaq yang besarnya sebanding dengan dana untuk makan sebulan. Bahkan, mereka masih saja memaksa pengikutnya untuk mengeluarkan 'infaq'. Padahal, pengikutnya itu dalam keadaan kelaparan.
  15. Belum berlakunya syari'at Islam di kalangan mereka, sehingga perbuatan apapun tidak mendapatkan hukuman.
  16. Mengkafirkan orang yang berada di luar kelompoknya, bahkan menganggap halal berzina dengan orang di luar kelompoknya.
  17. Manghalalkan mencuri/mengambil barang milik orang lain.
  18. Menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan, seperti menipu/berbohong, meskipun kepada orang tua sendiri.
Sebuah fenoma seperti puncak gunung es, yang sekarang ini terus berkembang di tengah-tengah masyarakat, dan mempunyai dampak luas dalam kehidupan umat Islam. Dengan stigma yang sangat menganggu, setiap peristiwa yang dikaitkan dengn NII akan selalu berdampak negatif.
Cobalah dipahami dan dipikirkan 18 ciri yang merupakan "metode" gerakan NII, yang akhir-akhir mendapatkan perhatian luas masyarakat. (mh)

Sumber : Eramuslim

Rabu, 27 April 2011

Kader PKS Diimbau Waspada Bahaya NII

Lumajang - Momentum perayaan Milad ke-13 PKS dimanfaatkan untuk saling mengingatkan bahaya gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dan tidak mudah terkena bujuk rayu, Minggu (24/4/2011).

NII dikenal melakukan perekrutan di kalangan generasi muda bangsa, terutama dari kalangan mahasiswa dengan modus pencucian otak. Ketua DPD PKS Lumajang H Imam Rofiq mengaku, gerakan NII patut diwaspadai.

"Lagi-lagi gerakan ini seperti menafikan keberadaan NKRI. Dan gerakan ini diantara kelompok lainnya yang sangat membahayakan. Terutama, seperti yang banyak dilansir media, bahwa gerakan ini telah merambah ke kalangan generasi muda di kampus yang notabene merupakan kalangan intelektual," kata Imam Rofiq.

Dia mengaku, gerakan NII ini sengaja mencari mangsa dari kalangan mahasiswa atau kelompok intelektual karena dianggap memiliki wawasan yang luas.

"Orang awam itu wawasannya tidak luas. Mereka tidak memiliki ambisi-ambisi yang tinggi. Kalau dari kalangan kampus atau akademisi, notabene memiliki wawasan luas. Meski formulasinya tidak positif dan mengalami kebimbangan akan cita-cita dan ambisinya yang tinggi. Maka, kalangan inilah yang mudah terpengaruh dan direkrut," ungkapnya.

Meski begitu pihaknya memprediksi gerakan seperti ini tidak akan panjang umurnya. Pasalnya, gerakan itu tidak terumuskan dengan pola yang baik.

"Bayangkan, gerakan NII ini merekrut kader hanya dengan dibai'at saja. Hal itu tidak akan berdampak panjang. Saya yakin gerakan seperti ini, hanya dilakukan karena pelampiasan-pelampiasan kepentingan sementara, baik politik atau lainnya saja," tegasnya.

Pihaknya pun akan melakukan antisipasi penyebaran NII ke kampus-kampus di Lumajang. "Di Lumajang ada 7 perguruan tinggi swasta yang patut digandeng sebagai mitra. Agar kemungkinan-kemungkinan merambahnya gerakan ini bisa kita tangkal. Kalau generasi muda pikiranya tidak terformat dengan baik, maka kemungkinan terpengaruh itu memang sangat besar," jelasnya. (detik.com)

Sering Dihantam, PKS Makin Dewasa

Bandung – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kian sering menerima hantaman badai dalam upayanya menjadi salah satu partai di posisi tiga besar nasional. Namun tantangan yang datang silih berganti itu menjadikan PKS kian dewasa dan semakin solid.

Demikian disampaikan Wakil Ketua DPP PKS Bidang Wilda Banjabar, Yudi Widiana Adia, saat berorasi di depan ribuan massa di lapangan Tegallega, Bandung dalam rangka perayaan Milad PKS ke-13, Ahad (24/4). Menurut Yudi, antusiasme kader dan simpatisan di berbagai daerah di Indonesia menyambut Milad PKS, membuktikan PKS solid dan memiliki pola kaderisasi yang terus berjalan.

Betapapun, keberadaan PKS pun telah memberikan kontribusi pada masyarakat, khususnya Jawa Barat terkait pendidikan politik. Di usianya yang ke-13, PKS sudah tumbuh menjadi partai yang diperhitungkan dalam perpolitikan di Tanah Air.

"Saya harap PKS sebagai salah satu partai politik yang ada, bisa semakin berperan dalam berpartisipasi membangun Jawa Barat khususnya dan Indonesia umumnya," ujar Yudi.


Iapun berharap, PKS Jawa Barat bisa mempertahankan kemenangan pada pemilihan gubernur yang akan datang. Dinamika dan tantangan yang menghadang PKS, kata Yudi akan membuat partai ini semakin besar dan dewasa.

"Aneka dinamika dan tantangan datang silih berganti, hal ini justru akan menambah kedewasaan PKS untuk tumbuh berkembang sebagai partai besar di Indonesia," ungkapnya.

Selain Heryawan dan Yudi, pada milad tersebut hadir pula Ketua TP PKK Jabar, Netty Heryawan, Ketua DPW PKS Jawa Barat H. Tate Qomaruddin, Lc., Ketua Fraksi PKS DPRD Provinsi Jawa Barat Ir. Ridho Budiman Utama, pengurus DPD Partai Golkar Jawa Barat, dan para tamu undangan lainnya.

PKS Prihatin Peredaran Narkoba

Milad ke-13 Partai Keadilan Sejahtera tingkat Kalimantan Selatan diwarnai keprihatinan terhadap maraknya peredaran narkoba. Daerah ini tercatat menempati urutan nomor lima peredaran narkoba terbesar di Tanah Air.

“Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena Kalimantan Selatan adalah daerah religius,” kata Aboe Bakar Al Habsy, anggota DPR asal PKS, kemarin (24/04).

Peredaran narkoba di provinsi ini tidak hanya terjadi di wilayah pekotaan, tapi sudah meluas hingga pedesaan, bahkan lingkungan pendidikan, termasuk pondok pesantren. Peredaran juga terjadi di lingkungan instansi penegakan hukum.

Milad ke-13 PKS se-Kalimantan digelar di Banjarmasin dan berlangsung meriah. Perayaan disemarakkan dengan serangkaian acara diantaranya gerak jalan santai, pasar murah, festival kue dan permainan tradisional khas Banjar, dan kegiatan sosial.

Ketua PKS Kalsel Ibnu Sina mengatakan lewat milad ini, partainya mencoba untuk lebih dekat dengan masyarakat. “Kami juga mencoba menghidupkan budaya daerah yang hampir terlupakan,” kata dia.

Kemal Stamboel, Tak Cari Kerja di DPR

KOMPAS (27/4/11)- Dewan Perwakilan Rakyat sering kali dianggap sebagai lapangan kerja dan lahan untuk memperoleh kekayaan. Namun, bagi Kemal Aziz Stamboel, anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, DPR merupakan lahan pengabdian. ”Tidak semua orang yang gabung di DPR itu untuk mencari pekerjaan. Bagi saya, itu bukan target. Kalau mau pekerjaan, ya di perusahaan, bukan di DPR,” katanya, Senin (26/4) lalu.

Lelaki kelahiran Malang tahun 1949 itu memang menghabiskan hampir separuh hidupnya untuk bekerja di lembaga konsultan pengawas keuangan. Ia juga malang melintang di sejumlah lembaga dan badan usaha milik negara serta lembaga swadaya masyarakat. Kemal pernah bekerja sebagai Presiden Direktur Pricewaterhouse Coopers Consulting Indonesia dan Country Leader IBM Business Consulting Indonesia selama 25 tahun.

Kemal juga pernah menjadi anggota Dewan Pengawas Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias selama lima tahun. Ia juga pernah ditunjuk menjadi Wakil Ketua Pelaksana Dewan Teknologi, Informasi, dan Telekomunikasi Nasional. Pada waktu yang bersamaan Kemal dipercaya untuk menjadi komisaris beberapa BUMN dan perusahaan swasta.


Ia juga aktif sebagai Dewan Penyantun Masyarakat Transparansi Indonesia, Ketua Yayasan WWF Indonesia, Dewan Penasihat Yayasan Cahaya Guru, dan sejumlah yayasan lain yang bergerak di bidang sosial dan kesejahteraan masyarakat. Nama Kemal dikenal sebagai mantan Presiden Indonesia Financial Association, anggota Komite Nasional Kebijakan Governance, pendiri Indonesia-German Circle, dan pendiri Indonesia Institute for Good Governance.


Jika dilihat dari kemampuan ekonomi, Kemal tergolong mapan. Pekerjaan yang dijalani selama puluhan tahun cukup membuat kehidupannya berkecukupan. Lalu, mengapa ia kemudian memilih menjadi anggota DPR?


Rupanya, Kemal masih ingin mencari kepuasan lain dengan mengabdi kepada masyarakat dengan jalan menjadi wakil rakyat. ”Intinya, saya ingin menangkap aspirasi rakyat untuk kemudian mengkristalkan dalam bentuk undang-undang,” tuturnya.


Selain itu, Kemal juga ingin menyumbangkan pikiran dan gagasannya untuk kemajuan bangsa. Pengalaman pekerjaan serta aktivitasnya di berbagai lembaga pengabdian masyarakat dijadikannya modal untuk bekerja sebagai wakil rakyat.


Setelah dilantik menjadi anggota DPR pada tahun 2009, Kemal sempat menjabat sebagai Ketua Komisi I yang membawahkan bidang pertahanan dan keamanan. Namun, pada pertengahan Agustus 2010 Fraksi PKS memutuskan untuk memindahkan Kemal dari Komisi I ke Komisi XI yang menangani masalah keuangan.


Meski dicopot dari jabatan Ketua Komisi I, Kemal tak berhenti berkiprah. Ia justru menjadi lebih fokus mengawasi masalah keuangan negara serta perjuangan memerangi korupsi di Indonesia.


Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat 11 itu tak datang ke Senayan dengan pikiran kosong. Kemal punya cita-cita menciptakan politik demokrasi yang berimbang dalam keterwakilan yang benar-benar menjadi penyambung seluruh aspirasi rakyat untuk memajukan bangsa. (NTA)


*)sumber: KOMPAS cetak (27/4/11)

PKS Kutuk Rencana Beach Party Fashion di Lagoi

BATAM--Partai Keadilan Sejahtera mengutuk rencana "Beach Party Fashion" di Lagoi yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. "PKS mengutuk keras rencana tersebut dan meminta kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan untuk tidak melanjutkan rencana tersebut," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah PKS Provinsi Kepulauan Riau Abdulrahman, di Batam, Selasa.
Pemerintah Kabupaten Bintan merencanakan bekerja sama dengan swasta menyelenggarakan "Beach Party Fashion" (BPF) pada pertengahan Mei 2011 untuk menjaring wisatawan mancanegara dan dalam negeri. Menurut Abdulrahman, masih banyak cara untuk mendatangkan turis ke Kawasan Wisata Lagoi dan tidak perlu mengadakan BPF yang akan mengundang reaksi keras banyak pihak. "Jangan karena kepentingan sesaat, kemudian mengabaikan mudharat yang lebih besar," kata dia menegaskan.
Ia mengatakan, BPF tidak sesuai dengan Kepulauan Riau sebagai pusat budaya Melayu yang amat idientik dengan Islam. Menurut Abdulrahman, BPF menginjak-injak budaya Melayu yang melekat pada sebagian besar warga Kepri. "Penyelenggaraan BPF ini jelas telah menafikan budaya Melayu sebagai budaya ibu dari Kepri," kata Abdulrahman.
Meski penyelenggaraan BPF di tempat tertutup, namun disiarkan stasiun televisi dan bisa diakses banyak orang, sehingga PKS menolak, katanya. "Dampaknya akan lebih dahsyat dan akan mengesankan bahwa Kepri adalah tempat wisata bebas sebagaimana di Hawaii," kata Abdulrahman.
Selain bertentangan dengan norma dan budaya Melayu, BPF juga tidak sesuai dengan UU No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, kata dia. "Karena melanggar UU, kami minta kepolisian supaya tidak memberi izin kegiatan tersebut," kata dia.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

Selasa, 26 April 2011

HANYA PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI DARI PASANGAN WAFI YANG BERANI MEMAPARKAN PROGRAM YANG JELAS DAN DAPAT DI PERTANGGUNG JAWABKAN.

Pasangan Ir. Hj. Wartiah Thalib,MM dan H. Sofiansyah,S.Pd ( WAFI ) dengan jelas memaparkan Visi dan Misi mereka Setiap Orasi Politik pada Kampanye Putaran Pertama di seluruh wilayah yang di datangi. Animo masyarakat untuk menyaksikan dan mendengarkan Kampanye pasangan WAFI sangat Tinggi ini terbukti dengan kehadiran masyarakat rata rata- di atas 60 % ke arena Kampanye di seluruh daerah pemilihan.

Adapun visi yang disampaikan oleh pasangan Wafi untuk lima tahun ke depan (2011-2016 ) adalah “TERWUJUDNYA MASYRAKAT YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT “.
Penetapan Visi tersebu
t diatas didasari pada keinginan yang kuat dengan bersama-sama seluruh komponen masyarakat Barito Selatan untuk mencapai tingkat pembangunan yang dapat memberikan kesejahteraan yang adil merata serta mendambakan untuk terwujudnya peningkatan kualitas pembangunan sumber daya manusia dengan dilandasi oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan keyakinan Masing-masing.
Misi pasangan WAFI adalah :

1. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan memaksimalkan pengelolaan potensi sumber daya yang efektif dan efesien dengan berorientasi kerakyatan dan berkelanjutan.
2. Mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah dengan mengembangkan model ekonomi kerakyatan (pertanian dalam arti luas, agro industry, agro bisnis dan pertambangan).
3. Mewujudkan kondisi kehidupan masyarakat Kabupaten Barito Selatan yang aman, nyaman dan tertib serta kehidupan politik yang demokratis.
4. Mewujudkan Kabupaten Barito Selatan sebagai daerah Transit, perdagangan dan kawasan wisata di daerah aliran sungai Barito (DAS) Barito dan Kalimantan Tengah.
5. Mewujudkan infrastruktur dasar yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
6. Mewujudkan masyarakat yang sehat, berpengetahuan, berahlak mulia dan berbudi pekerti yang baik serta beriman dan bertaqwa.
7. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa dengan tingkat pelayanan prima dan terbaik.
8. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta kehidupan politik yang demokratis.
9. Mewujudkan perbaikan system bantuan keuangan/subsidi, perlindungan social dan penanggulangan/pengentasan masyarakat miskin. Adalah meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat melalui pemberian beasiswa, pendidikan gratis dan pelayanan kesehatan Gratis bagi keluarga
tidak mampu, meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyrakat untuk berusaha.
10. Mewujudkan peran dan kualitas pemuda dalam pembanguan, peningkatan prestasi olah raga, memberdayakan organisasi kepemudaan, penumbuhan jiwa wiraswasta.

Pasangan WAFI tidak melakukan perubahan, karena pembangunan dan program pemerintah yang sudah berjalan saat ini sudah baik dan sangat dirasakan masyarakat. Pemerintahan WAFI yang akan datang hanya akan MELANJUTKAN, MENERUSKAN DAN MENINGKATKAN pembanguan yang sudah ada, alasannya apabila kita melakukan perubahan berarti pemerintahan yang baru bergerak dari nol lagi, sementara program yang sudah baik saat ini akan tidak di gunakan lagi. Hal ini akan membawa Barito Selatan kearah yang tidak jelas apakah akan lebih baik ataukah sebaliknya. Dan yang tidak kalah penting bahwa Pasangan WAFI 2011-2016 mempunyai 9 Program Unggulan yang siap untuk dipertanggung jawabkan kepada Masyarakat Barito Selatan. Yaitu:

1. Sekolah Gratis SD, SLTP dan SLTA (Gratis Pakaian Seragam, Sepatu, Tas,
Buku dan kelengkapan sekolah lainnya selama 5 tahun). Dengan dasar
Sesuai amanat UU pendidikan No.20 thn 2003 bahwa dana Pendidikan adalah
20%.
2. Program Bedah Desa sebagai percepatan pembanguan di Kabupaten Barito
Selatan menuju Desa Mandiri yang sejahtera.
3. Program Pendidikan TKA/TPA/TQA untuk mewujudkan generasi qur’ani yang
bebas buta aksara arab/alqur’an dan menggalakkan sekolah Minggu bagi
Anak-anak yang beragama Kristen.
4. Program Wajib Belajar 9 tahun (SLTP) melalui sekolah satu atap bagi Desa
terpencil dan menuju wajib belajar 12 tahun (SLTA) dengan pola pendidikan
mendekatkan sekolah kepada siswa/anak didik.
5. Memberikan pelayanan Kesehatan gratis bagi masyarakat lanjut usia(lansia)
dan keluarga miskin/tidak mampu.
6. Pengobatan Masal, operasi katarak, operasi bibir sumbing, operasi gondok
dan khitanan masal secara gratis 4 kali setahun.
7. Program pemberian makanan tambahan ibu hamil, ibu menyusui dan balita
bagi keluarga miskin/ tidak mampu.
8. Akan memberikan pelayanan gratis bagi ibu melahirkan keluarga miskin/tidak
mampu.
9. Program Barsel sehat 2011 – 2016.

Selain itu adalah suatu pembuktian kepada kaum perempuan di Barito Selatan bahwa perempuan Barito Selatan Ada yang Berani dan mampu untuk menjadi Bupati Barito Selatan. Dengan semangat Kartini dan bahkan satu-satunya calon Bupati Perempuan di Kalimantan Tengah Hanya Ir.Hj wartiah Thalib,MM yang Memimpin Barito Selatan dengan Visi dan Misi yang jelas.

Sumber : WAFI UNTUK BARSEL 2011-2016

PKS Diterpa Isu Negatif karena Cinta


Wakil ketua DPRD Sulsel tersebut dihadapan 5.000 kader dan simpatisan PKS mengatakan wajar jika di usia yang sudah mencapai lebih satu dekade, partai berlambang bulan sabit kembar ini mendapat banyak tantangan. Namun tantangan itu dinilainya tak serta merta membuat kader PKS goyah. Sebaliknya, hal itu justru membuat kader partai semakin kuat dan kokoh dalam menjalani tugas-tugas sebagai wakil masyarakat. "Kami berterima kasih. Ujian itu membuat kami lebih kuat," ujarnya.

Akmal menambahkan, PKS sengaja memilih tema "PKS Berjuta Cinta untuk Sulsel" karena dalam bekerja membutuhkan rasa cinta. Menurutnya, kader partai di daerah ini telah berkomitmen bekerja keras untuk kemajuan Sulsel. Dalam merayakan Milad PKS ke-13 ini, PKS Sulsel memilih format kegiatan zikir massal yang dipandu pendiri majelis zikir An-Nubuah Indonesia, Gus Reza Muhammad Syarif.

Menurut Ketua panitia Milad PKS Sulsel, Sri Rahmi, dipilihnya kegiatan zikir akbar sebagai acara puncak, karena mengingat kondisi Indonesia belakangan ini yang didera banyak masalah.

Ribuan peserta yang hadir mengenakkan pakaian serba putih. Mereka merupakan kader PKS yang berasal dari sejumlah kabupaten dan kota di Sulsel. Hadir dalam acara tersebut, Anggota DPR RI Andi Rahmat, Korwil PKS Sulawesi Najamuddin Mara Hamid, pengurus partai se Sulsel dan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin.

Senin, 25 April 2011

Nasional Demokrat Daftar Jadi Parpol

JAKARTA - Nama Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) telah tercatat sebagai partai peserta partai pemilihan umum di Kementrian Hukum dan HAM. Hal itu diakui Direktur Tata Negara Kemenkumham, Asyarie Syihabudiin.

"Memang sudah ada partai yang terdaftar dengan nama Nasional Demokrat," katanya saat dihubungi wartawan, Senin (25/4/2011).
Namun, Syihabudiin belum bisa memastikan apakah partai tersebut merupakan organisasi masyarakat Nasional Demokrat yang dipimpin Surya Paloh atau bukan.


Selain itu, Partai Nasional Republik, pimpinan anak mantan Presiden Soeharto, Tomy Soeharto, juga telah mendaftar. "Partai yang sudah daftar, Nasional Republik, Persatuan Nasional," katanya.


Sebelumnya diberitakan, Surya Paloh pernah memberi pernyataan jika Nasdem tidak akan berkembang menjadi partai peserta pemilu. Dia mengatakan Nasdem tidak memiliki niat apapun selain untuk meretorasi Indonesia.

Polemik Partai Politik Di Kalangan Salafi Mesir

Sejumlah pemuda yang menamakan dirinya sebagai Pemuda Dakwah Salafiah di Alexandria, Mesir, mengumumkan berdirinya partai politik dengan dasar agama yang mereka namakan Partai Islam An-Nur.
Mereka mengatakan bahwa tujuan didirikannya partai adalah membela penerapan syariat Islam dan merealisasikan tujuannya dengan cara damai dan ilmiah yang tunduk kepada hukum syariat dan agama yang telah disepakati para ulama yang ikhlas.
Mereka juga menambahkan bahwa mereka tetap akan mematuhi peraturan umum dan etika bernegara serta mengakui keabsahannya serta tidak akan keluar dari prinsip-prinsip dasarnya. Tidak ada tujuan lain dari semua itu kecuali agar kaum muslimin menjadikan agama sebagai pedoman hidupnya. Para anggota partai ini juga mengatakan bahwa mereka tidak ingin mengejar kedudukan atau peran politik, baik kecil maupun besar atau tujuan dunia lainnya. Partai ini hingga sekarang telah mengumpulakn seribu pendukung dan telah memilih DR. Imad Abdul Ghaffar sebagai wakil dari badan pendirinya.
Pengumuman ini menyusul pernyataan sebelumnya yang dikeluarkan oleh Majelis Organisasi Dakwah Salafiah di Alexandria bahwa hingga kini mereka belum berniat mendirikan partai politik, hanya saja mereka telah menyatakan siap berpartisipasi dalam kehidupan politik dengan berbagai bentuknya.
Pada masa-masa belakangan ini, seteleh meletusnya peristiwa revolusi di Mesir yang menumbangkan rezim diktator Hosni Mubarak, sempat timbul polemik panas di kalangan salafi Mesir seputar pendirian partai politik.
Kalangan salafi di Mesir sering dituduh oleh pihak media yang dikuasai oleh kalangan sekuler sebagai pihak yang hendak memaksa masyarakat menerapkan ajaran agama dengan jalan kekerasan.
Sebelumnya Jamaah Ikhwanul Muslimin telah mendirikan Partai Keadilan dan Kebebasan yang terpisah dari struktur jamaah.

Sidney Jones Menebar Teror Kepada Rohis

Sidney Jones diminta tidak asal bicara saat mengatakan kegiatan di lembaga Rohani Islam (Rohis) bisa menjadi pintu masuk virus terorisme karena itu pemerintah harus mengawasi jaringan terorisme masuk ke wilayah SMP dan SMA melalui kegiatan di lembaga tersebut.

“Sidney Jones jangan asal bicara dan menghadirkan teror kepada Rohis. Bahkan kehidupan di sekolah yang tadinya bagus, hubungan antara guru dan murid bagus, sekarang (gara-gara Sidney Jones) bisa saling mencurigai,” kata mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid di gedung DPR, Jakarta.

Mantan Ketua MPR ini meminta seharusnya pengamat teroris dari Crisis Group International itu bicara berdasarkan fakta dan bukti. Hidayat menolak pengamat asing itu menggeneralisasi satu dua kasus. Karena, Sidney Jones sama saja menghadirkan ketakutan pada Rohis.

“Padahal secara umum Rohis memberikan hal positif di sekolah itu dan bisa memberikan alternatif yang bagus bagi para pelajar,” ungkapnya.
Hidayat mengakui memang tidak pernah aktif di Rohis. Karena, Hidayat tidak pernah bersekolah di SMP atau SMA umum. Selepas Sekolah Dasar, anggota Komisi I DPR langsung masuk pesantren.

“Tapi saya lihat Rohis itu sangat baik melakukan kegiatan terbuka yang memberi ruang bagi pelajar untuk mempunyai alternatif kegiatan. Sekali lagi Sidney Jones telah meneror Rohis,” tegasnya.

Sumber : Islamedia

Karena Doa Robithoh

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5YPP_QubIYEWo32HBeS617W8VUmaEx5IOV-6aChfSEkFkkpFXidbnPjuiT9Zxvntx5PhI_ngz-XSq3suTnU_sIs8raKWWdtc3JB0SaeIPGeJEDAxUCYdfeIPyYIgnBQLVmYoG1ZXWrz3B/s1600/sahabat21.jpg
Sebuah amplop putih berisi undangan menjadi pembicara sebuah seminar berada di tanganku. Dengan hati-hati aku robek amplop itu untuk mengeluarkan isinya, sebuah kertas HVS yang terlipat. Saat kubuka kertas itu aku menemukan namaku, Adi Saputra, sebagai pembicara dengan topik "Al-Qur'an menolak Pluralisme" di salah satu baris di antara deretan huruf-huruf yang membentuk isi surat.

Aku menghadapkan wajahku pada orang di depanku. "Baik. Insya Allah bisa." Ujarku sambil tersenyum.

"Makasih banyak, bang. Makasih banyak." Senyum orang di depanku lebih lebar. Terasa seperti senang mendengar kesediaanku.

"Siapa aja pembicara yang diundang?"

"Dari LSM Kajian Pluralisme Indonesia, ada Pak Hendrawan."

"Oh... Langsung ketua umumnya nih, yang turun?"

"Bukan bang, bukan Pak Hendrawan Ketum LSM KPI. Saya dapat rekomendasi dari Ketumnya untuk mengundang seorang anggota baru LSM itu yang baru dua bulan berada di Indonesia setelah menyelesaikan S2 di Texas. Namanya memang mirip dengan nama ketumnya."

"Oh begitu. Yah, nama Hendrawan memang pasaran sih. Hahaha..." Candaku diikuti tawa kurir pengantar undangan.

"Baik bang, saya mohon diri dulu. Ada rapat acara pukul 2 siang nanti."

"Ya, silakan. Terima kasih undangannya ya, Mas... Siapa namanya?" Tanyaku.

"Saya juga Hendrawan pak. Tapi bukan saya yang jadi pembicara. Saya masih mahasiswa kok." Dia nyengir.

"Hah? Ya ampun. Hahahaha..." Kini tawaku lebih keras dari sebelumnya. Tapi jadi merasa tidak enak hati setelah terlanjur mencandai nama Hendrawan.

"Mari bang..."

"Ya.. Mari."

Aku menarik nafas panjang. Hendrawan... Mungkin nama itu benar pasaran. Tapi ada satu entitas unik yang memakai nama Hendrawan yang melekat dalam hati. Setiap mendengar nama Hendrawan, rasa penasaranku bangkit dan kerinduanku mengharu biru. Cukup lama nama Hendrawan hadir sebagai pelengkap doa Robithoh yang sering kulantunkan pada pagi atau sore hari tanpa pernah lagi bertemu muka dengan pemilik nama itu selama 12 tahun. Aku rindu pada pemilik nama pasaran itu.

*****

Saat itu, 12 tahun yang lalu, di sebuah musholla sederhana di tepi kompleks sekolah, aku hadir di tengah lingkaran kecil yang sedang menyimak kajian keislaman yang dibawakan oleh seorang alumni. Ada sebuah dialog yang begitu berkesan dan mengisi hati.

"Doa-doa di Al-Ma'tsurat itu doa Rasulullah ya kak?" Tanyaku yang sedang mengamati sebuah buku kecil berjudul Al-Ma'tsurat Wazhifah Kubro.

"Ya." Jawab Alumni pengisi kajian. "Rasulullah rutin membacanya pagi dan sore. Karena Rasulullah tauladan kita, kita juga harus amalkan dong."

"Doa Robithoh juga doa Rasulullah?" Kali ini yang bertanya adalah orang di sebelahku. Bernama Hendrawan.

"Bukan. Itu doa yang diajarkan oleh Asy-Syahid Hasan Al-Banna. Kita kan diperbolehkan membaca doa apa saja redaksinya selama itu baik. Bahkan kita boleh berdoa dengan bahasa Indonesia. Nah, doa Robithoh ini memang bukan doa yang pernah Rasulullah lafalkan. Tapi doa ini begitu indah dan sangat baik. Dan tentu saja boleh kita amalkan."

Hendrawan manggut-manggut.

"Iya Kak, kata-katanya indah. Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu hati ini telah berhimpun dalam taat padamu..." Aku mengeja halaman Doa Robithoh yang kubuka. "Maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, abadikanlah kasih sayangnya... "

"Kamu bisa bayangkan wajah saudara kamu ketika membaca doa itu. Supaya lebih khidmat." Ujar kakak Alumni.

"Begitu ya kak? Aku mau membayangkan wajah Adi supaya dia gak gampang futur." Ujar Hendrawan sedikit tertawa nakal.

"Oke, ana juga bayangin wajah antum, Hen." Jawabku.

"Bagus. Kalian saling mendoakan ya! Biar ketua dan sekretaris Rohis tetap kompak."

"Hehehehe..." Aku dan Hendrawan dan anggota pengajian lain cengengesan.

*****

Ruangan ini cukup luas. Berukuran 20x10 meter. Peserta seminar yang hadir pun cukup banyak. Ada sekitar seratusan bangku yang terisi oleh manusia. Terlihat dari wajahnya, para peserta cukup antusias mengikuti seminar kali ini.

Dan setelah 20 menit pembicara pertama menghabiskan waktu yang dijatah panitia untuk memaparkan pandangannya tentang "Al-Qur'an Mengajarkan Pluralisme", kini giliranku memaparkan topik "Al-Qur'an Menolak Pluralisme Agama." Sebuah makalah sudah siap di tangan. Aku pun memulai pembicaraan setelah tahmid dan sholawat.

"Nama saya Adi Saputra. Saya aktif sebagai ketua Yayasan Cinta Quran. Mulai akrab dengan Al-Qur'an sejak SMA ketika bergabung dengan Rohis SMA 83.

Ya saya pernah aktif di Rohis SMA. Bahkan berlanjut di Rohis kampus. Kalau Pak Hendrawan tadi bilang bahwa Rohis-Rohis SMA merupakan tunas permusuhan dengan perbedaan dan pluralisme, mungkin saja itu pengalaman beliau pribadi. Karena dulu ketika menjabat Ketua Rohis SMA 83, Pak Hendrawan ini sekretaris saya. Saya akrab sekali dengan dia, dulu. Saya tidak menyangka setelah 12 tahun berpisah akhirnya kami disatukan dalam acara seminar ini. Saya berterima kasih banyak pada panitia."

Suasana sedikit gaduh di selingi tawa dan tepukan tangan kecil. Aku melihat Hendrawan yang disampingku tertawa. Tiba-tiba tangannya membuka hendak merangkulku. Aku sambut rangkulan itu. Setelah berangkulan, wajahnya bergerak mendekati mikrofon.

"Ya saya juga kangen dengan Pak Adi. Saya juga berterima kasih pada panitia."

Aku menahan haruku. Dengan menahan sesak di dada, aku melanjutkan pemaparan makalah yang akan membantah pemaparan Hendrawan tentang pluralisme yang telah disampaikan sebelum giliranku.

*****

Acara seminar memasuki masa istirahat pas ketika adzan zhuhur berkumandang. Aku hanya bisa menyempatkan berbincang sedikit dengan Hendrawan menanyakan kondisinya, kerja dimana, dan tinggal dimana, serta bertukar nomor HP sebelum kemudian aku bergegas menuju masjid kampus.

Setelah mengikuti sholat zhuhur berjama'ah dan dilanjutkan sholat sunnah ba'diyah, aku yang bersiap meninggalkan kampus ini - karena tugasku menjadi pembicara sudah kutunaikan - didatangi seseorang yang juga menjadi pembicara pada sesi pagi tadi, Hendrawan.

"Sudah sholat, Hen?" Tanyaku.

"Sudah Di. Benar-benar perjumpaan yang tidak diduga." Dia memandangiku sejenak dan melanjutkan kalimatnya, "Dan kamu tidak berubah. Tetap istiqomah di jalan dakwah." Hendrawan tersenyum. Seperti bangga. Atau mengejekku?

"Kamu sendiri bagaimana Hen? Aku tidak menyangka kamu menjadi pendukung liberalisme sekarang." Tanyaku.

"Panjang ceritanya, Di. Setelah aku ikut orang tuaku pulang kampung ke Magelang, kita masih saling kirim kabar kan, dan kamu tahu kan aku tidak bisa melanjutkan kuliah karena tidak ada dana?"

Aku mengangguk.

"Tahun kedua aku di Magelang, Allah melapangkan rezki orang tuaku. Usaha orang tuaku mulai memperlihatkan kesuksesan hingga terkumpul dana untuk melanjutkan kuliahku. Aku memilih IAIN Semarang.

Awalnya aku aktif di dakwah kampus. Tapi setelah semester tiga, aku mulai mengurangi kegiatan dakwah kampus. Itu karena aku tak bisa menahan rasa cintaku pada seorang gadis yang sekarang menjadi istriku. Aku berpacaran, dan teman-teman aktifis dakwah tak bisa lagi menerimaku.

Aku mulai jauh dari dakwah. Lulus kuliah, aku meneruskan baktiku di kampus, menjadi asisten dosen. Beberapa saat mengajar di kampus, aku mendapat beasiswa melanjutkan studi di luar negeri. Dan di luar sana aku banyak berinteraksi dengan pemikiran liberal.

Dulu saat menjadi mahasiswa dan asisten dosen, aku memang dikepung pemikiran-pemikiran seperti itu. Kondisiku yang jauh dari lingkungan aktifis dakwah membuat filterku rusak dan sedikit demi sedikit menikmati diskusi liberalisme.

Memang kadang ada pertentangan batin. Hati kecilku tak setuju dengan pikiran-pikiran ini. Tapi lingkungan telah terlanjur menyeretku lebih dalam."

Ia diam. Dan dalam diam itu, aku menyerobot pembicaraan.

"Kamu tahu, sampai sekarang kamu masih aku doakan. Doa Robithoh yang aku ucapkan pagi dan petang itu, aku maksudkan agar Allah meneguhkan hati kamu dalam dakwah. Wasyroh suduroha bi fiadil imani bika."

"Terasa, Di. Aku beberapa kali bermimpi kita membaca Doa Robithoh bersama." Potong Hendrawan. Aku terperanjat mendengar pengakuannya.

"Aku tidak bohong. Setelah bermimpi seperti itu aku berdoa agar kita dipertemukan dan kamu bisa menyelamatkan aku dari lingkungan yang buruk. Alhamdulillah doaku terkabul. Kita bertemu lagi, Di."

"Kalau hati kamu menolak pemikiran sesat itu, kenapa kamu bertahan dalam lingkungan yang buruk?"

"Pertemuan ini ikhtiarku untuk keluar dari lingkungan yang buruk. Kamu tahu siapa yang merekomendasikan kamu jadi pembicara di seminar ini? Aku. Aku yang merekomendasikan kamu. Selama ini aku mencari tahu tentang kamu lewat internet. Dan ketemu. Dan pas sekali momennya saat aku ditawari menjadi pembicara seminar ini."

Aku menatap sahabatku itu erat-erat.

"Aku sudah diangkat jadi PNS. Jadi, aku tidak lagi mengkhawatirkan nafkahku kalau aku murtad dari kelompok liberalis." Ujar Hendrawan disambung dengan tawanya. Aku juga ikut tertawa.

"Kamu mau kalau mulai ngaji lagi dari materi ma'rifatulloh?" Tanyaku.

"Siapa takut?" Kami tertawa bahagia. Doa Robithohku tak sia-sia. Allah masih melekatkan hati kami dalam dakwah, Insya Allah.
 
Sumber : Islamedia

Ahli Hukum: Tak Ada Unsur Pidana Insiden Kain Merah Putih HUT PKS

Ahli Hukum: Tak Ada Unsur Pidana Insiden Kain Merah Putih HUT PKS

Jakarta - Aksi injak-injak kain merah putih berukuran 2x6 meter dalam acara Ultah ke-13 PKS di Tasikmalaya dinilai tidak mengandung unsur pidana. Menurut ahli hukum pidana UII Yogyakarta, Mudzakir, batasan bendera sudah tegas diatur dalam undang-undang, yaitu aturan ukuran bendera.

"Tidak ada unsur pidana karena yang dimaksud dengan bendera negara sudah diatur tegas ukurannya dalam UU No 24/2009 tentang UU Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan," kata Mudzakir kepada detikcom, Minggu (24/4/2011).

Menurutnya, insiden di Tasikmalaya dengan ukuran kain 2x6 meter, tidak memenuhi unsur bendera. Dalam UU disebutkan yaitu untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan menggunakan bendera ukuran 200cm x 300cm , untuk penggunaan di lapangan umum 120 cm x 180 cm dan untuk penggunaan di ruangan 100 cm x 150 cm.

Adapun untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden 36 cm x 54 cm, untuk penggunaan di mobil pejabat negara 30 cm x 45 cm dan untuk penggunaan di kendaraan umum 20 cm x 30 cm

Sedangkan untuk penggunaan di kapal 100 cm x 150 cm,  untuk penggunaan di kereta api 100 cm x 150 cm , untuk penggunaan di pesawat udara 30 cm x 45 cm dan untuk penggunaan di meja 10 cm x 15 cm .

"Kalau ukuranya 2x6 meter itu bukan bendera. Kalau bukan bendera, menginjaknya bukan pidana," terang tim perumus perubahan KUHP/KUHAP ini.

Aturan yang tegas tentang ukuran bendera ini untuk menghindari kriminalisasi penggunaan warna merah putih. Seperti kain merah putih yang dipakai Pramuka, umbul-umbul, ikat kepala dan sebagainya.

"Kalau siapa saja yang memakai kain merah putih, banyak sekali yang dikriminalkan dong. Pemain olahraga banyak banget tuh," tutur Mudzakir.

Refleksi 13 Tahun PKS Putihkan Kota Barat

[Solo] -  Acara Refleksi Milad yang ke 13 tahun Partai Keadilan Sejahtera [PKS], diadakan di lapangan Kotta Barat Surakarta dan mengundang seluruh kader dan simpatisan se Solo Raya. Minggu  [24/4/2011] pagi hingga tengah hari.

Ketua DPD PKS Surakarta Sugeng Riyanto mengatakan, sebagai tuan rumah pelaksanaan acara refleksi  menghadirkan Prof. Dr. Ahmad Satori Ismail, ketua umum Ikatan Dai Indonesia [Ikadi]  memberikan taushiyah [nasehat]  kader dan simpatisan.

“Acara ini dipastikan dihadiri oleh tujuh ribu kader dan simpatisan se Solo Raya dan akan ada tausyiah dari KH. Satori Ismail. Diharapkan acara ini mampu sebagai ajang konsolidasi kader dan simpatisan partai se Solo Raya” ujarnya sebelum pelaksanaan acara.

Selain mengundang kader dan simpatisan, panitia juga mengundang masyarakat luas, wali kota dan wakil wali kota Surakarta, pengurus partai lain, sekaligus pemuka agama di Kota Surakarta.
Untuk memeriahkan acara ditampilkan parade nasyid, dan puisi. Peserta yang diharapakan hadir bisa menggunakan pakaian serba putih, sebagai simbolisasi sucinya hati dan bersihnya semangat untuk memperbaiki kondisi negara secara bersama-sama, kata Sugeng.

Selain untuk memeriahkan milad partai ke 13 tahun, acara ini akan menjadi agenda penting sebagai ajang bagi seluruh elemen partai dimana perjalanan partai selama 13 tahun banyak sekali dinamika dan tantangan yang dihadapi.

Refleksi ini diharapkan mampu menghadirkan semangat baru bagi kader dan simpatisan untuk lebih memantapkan langkah dan menyatukan barisan menghadapi tantangan partai ke depan .

Acara ini akan ditutup dengan doa bersama bagi kebaikan negara nusa dan bangsa. Sebagai satu spirit dasar sesuai tema acara dan jargon partai.

“Tetap Bekerja untuk Indonesia” imbuh Sugeng. 
 
Sumber : SSCOM

PKS Minta Maaf Soal Penginjakan Merah-Putih

Ilustrasi (Foto: rif123.blogspot.com)

JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyesalkan insiden penginjakan kain berwarna merah-putih berukuran 2x6 meter, dalam acara Milad PKS di Tasikmalaya, Jawa Barat.
 
Karenanya, DPP PKS meminta maaf atas kejadian tersebut.
 
"Kami atas nama DPP PKS meminta maaf atas insiden yang tak terduga ini," kata Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq kepada okezone, Minggu (24/4/2011) malam.
 
Mahfudz menjelaskan gelaran Milad PKS di Gelanggang Olahraga Dadaha, Tasikmalaya, diisi penampilan teatrikal tarian nusantara oleh sejumlah pelajar SMA Tasikmalaya.
 
"Namun tak disangka diujung tarian ada kain seperti bendera merah putih terinjak oleh peserta tari. Ini mengejutkan panitia," sambungnya.
 
Atas inisiatif panitia, Tono, Ketua Panitia Miald yang juga Ketua DPD PKS Kota Tasikmalaya bersama penanggungjawab tarian, memberikan keterangan di polres setempat.
 
Kapolres, sambung Mahfudz, bisa menerima penjelasan panitia sebagai insiden yang tidak dimaksudkan untuk melecehkan simbol negara. "Kami menyesalkan insiden tersebut dan meminta DPD yang akan selenggarakan Milad untuk selektif," ujar Ketua Komisi I DPR ini.
 
Sumber : Okezone.com

Presiden PKS Sebut Partainya Masuki Masa Puber

Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq (kiri)
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq (kiri)

MALANG - Konflik internal dan peristiwa memalukan oleh anggotanya di DPR tak membuat Partai Keadilan Sejahtera patah arang. Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq justru beranggapan partainya sedang memasuki masa puber. Di masa puber wajar bila mulai banyak yang menggoda.

“Tapi seperti halnya remaja yang sedang puber, kalau terus digoda dia akan berdandan, akan mempercantik diri. Ini bisa merepotkan para penggoda nantinya,” kata Luthfi dalam acara silaturahim dengan tokoh dan pimpinan parpol di Malang Raya, Sabtu (23/4) di Malang, Jawa Timur.

Silaturahim diselenggarakan dalam rangka Milad ke-13 PKS. Hadir dalam silaturahim tersebut pimpinan parpol dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Hanura, PAN, dan sejumlah tokoh parpol lainnya.

Menurut Luthfi, agar tidak merepotkan sebaiknya PKS dibiarkan tumbuh begitu saja. Tidak usah digoda.

“Kalau tidak digoda, PKS akan tumbuh wajar-wajar saja,” ucapnya.

PKS, lanjut Luthfi, berharap parpol yang ada saling bekerja sama, bergandengan tangan untuk menyelesaikan beragam persoalan yang dihadapi masyarakat.

“Walau masing-masing parpol memiliki perbedaan, namun tujuannya sama, yakni mencari solusi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,”ujar dia.

Luthfi berpandangan, kontestasi politik hanya terjadi lima tahun  sekali. Setelah kontestasi selesai maka semua partai harus duduk bersama, saling bahu membahu menyelesaikan persoalan kemasyarakatan.

“Jangan semangat kontestasi terus dibawa-bawa. Hal itu hanya akan menimbulkan ketidakharmonisan. Ini kontraproduktif dengan semangat kebersamaan untuk membangun bangsa,” kata Luthfi lagi.

Minggu, 24 April 2011

Footsal, Agenda Tarbiyah Jasadiyah Setiap Ahad Pagi

Olah  raga bersama setiap hari ahad pagi merupakan salah satu agenda rutin yang diadakan oleh bidang kepanduan dan olah raga DPD PKS Barsel.

Agenda kali ini memang agak berbeda, biasanya olah raga dilaksanakan di lapangan depan sanggar pramuka Buntok. Tetapi kali ini bertempat di  lapangan komplek PLN untuk bermain futsal. Acara ini diikuti oleh para kader dan simpatisan PKS di Buntok.

Meskipun di bawah guyuran air hujan yang membasahi bumi Buntok pada pagi itu tidak menyurutkan semangat para peserta permainan futsal.
Alhamdulillah ada minuman penghangat badan, teh buatan istri pak Sigit yang memang tinggal di dekat lapangan.

Bidang olah raga juga merencanakan akan membentuk sebuah klub sepakbola sebagai sarana perekrutan pemuda yang berbakat di bidang olah raga tersebut.

Kesehatan badan merupakan usaha untuk memaksimalkan kerja dakwah. Mari kita budayakan olah raga dalam kehidupan keseharian kita. )I( Abu Jundi )I(

Sabtu, 23 April 2011

PKS Harapan Baru Masyarakat Desa Babai Karau Kuala

Babai merupakan nama sebuah desa yang berjarak kurang lebih 45 Km dari kota Buntok. Desa Babai memiliki wilayah darat cuma 30% dari wilayah perairan. Perjalanan ke Babai bisa ditempuh melalui jalur air menggunakan speed boat dalam waktu sekitar 1 jam.

Masyarakat Babai terdiri dari mayoritas umat Islam. Menurut Pak Ansyar (Ketua DPC PKS Karau Kuala), masyarakat Babai sudah sangat sering dikecewakan oleh partai-partai siluman. Partai siluman yaitu partai yang muncul hanya sesaat menjelang Pemilu dengan banyak mengobral janjinya. Mereka akan menghilang dan meninggalkan para pendukungnya setelah berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bahkan menurut bapak dari dua orang anak ini, mereka sama sekali tidak melakukan pembinaan terhadap pengurus partai. Masih seperti yang disampaikan oleh calon kepala desa yang didukung mayoritas masyarakat Babai tetapi belum mendapat restu dari pamannya ini, beliau sudah banyak pengalaman menjadi pengurus partai-partai besar, di antaranya partai Golkar dan PAN. Tetapi meskipun partai besar, partai tersebut beliau sebut partai siluman.

PKS datang membawa harapan baru bagi masyarakat desa Babai Kecamatan Karau Kuala. PKS menurut pemberitaan yang dikutinya tidak pernah sepi dari kegiatan yang bermanfaat bagi umat, karena PKS akan selalu bekerja untuk umat. Kerja PKS tidak hanya pada saat menjelang Pemilu saja, tetapi setiap saat dibutuhkan akan selalu siap.

Di kecamatan Karau Kuala sudah terbentuk beberapa ranting di masing-masing desa. Sungguh luar biasa pengurus Cabang Karau Kuala ini, dengan semangat yang tinggi walaupun plang nama belum terpasang dan bendera belum ada sudah melakukan ekspansi ke wilayahnya. Pak Ansyar Optimis PKS di Desa Babai akan menang pada Pemilu tahun 2014 Yang kan datang, asal PKS tetap selalu konsisten memperjuangkan kepentingan masyarakat.

DPC PKS Karau Kuala di bawah kendali pak Ansyar siap bekerja untuk Babai, siap bekerja untuk Indonesia. Doakan semoga PKS selalu Istiqomah dan tetap Bersih, Peduli, dan Profesional. *)I( Abu Jundi )I(




Jumat, 22 April 2011

DUKUNG WAFI UNTUK TERUSKAN DAN TINGKATKAN PEMBANGUNAN BARITO SELATAN 2011-2016

WAFI Wanita Fenuh Inspirasi, kami tidak SUKA dengan janji-janji yang tidak FASTY apalagi di ERA yang penuh kebohongan dan kami tak perlu di ASUH oleh orang yang DARAS korupsinya yang hanya mengajar JAB-atan dan keserakahan.
saat ini orang memang mudah untuk menjelek-jelekan orang lain, karena dirinya merasa paling baik dan lebih sempurna, tetapi seandainya dia yang yang menjadi pemimpin belum tentu mampu berbuat sesuai dengan apa yang dia nilai...bagi saya pembangunan di Barito Selatan sangat banyak perkembangan dan kemajuan, sejak 2011 Barito Belatan sudah tidak lagi menyandang status Kabupaten tertinggal...salah satu contoh kemajuan nyata di barito Selatan adalah Plaza Beringin Buntok, Pelabuhan pasar lama, Jembatan Kalahien yang tidak sedikit dana APBD kita membantu, stadion batuah...program bedah desa dan pelayanan kesehatan gratis, penuntasan wajib belajar 9 tahun, penuntasan buta aksara Alqur'an, peningkatan sarana infrastruktur jalan desa agar perekonomian masyarakat desa bisa meningkat. hal ini akan di teruskan dan akan ditingkatkan untuk pemerintahan yang akan datang apabila WAFI terpilih. ini juga menunjukan keseriusan pemerintah dalam membangun Barito Selatan menuju masyarakat yang Dahani Dahanai tuntung Tulus.

Rambu Minim, Kecelakaan Mengintai

BARITO SELATAN--BN: SEJUMLAH perempatan jalan  di dalam Kota Buntrok, Barito Selatan (Barsel), tidak dipasangi rambu padahal sangat rawan kecelakaan.
Salah satunya adalah  perempatan Jalan Pelita Raya menuju Jalan Ibunda... Perempatan jalan tersebut belum juga dipasangi rambu-rambu peringatan atau semacam lampu kuning tanda peringatan.
Padahal lokasi itu sangat rawan kecelakaan. Terutama pada siang hari saat banyak anak sekolah dari Jalan Ki Hajar Dewantara melintasi Jalan Pelita Raya menuju Jalan Ibunda.  Kawasan ini sering terjadi kecelakaan lantaran jalan tertutup. Apalagi untuk orang baru karena dari kejauhan lokasi itu tidak tampak sebagai prempatan jalan.
“Kami sangat kecewa sampai sekarang rambu-rambu peringatan di daerah kami tidak terpasang. Daerah perempatan Jalan Pelita Raya dari Jalan Ibunda menuju Jalan Ki Hajar Dewantara sudah sering terjadi kecelakaan,” kata Sufian Hadi, warga Jalan Ibunda kepada Borneonews, kemarin.
Kepala Dinas Perhubungan Barsel Masyudi mengatakan untuk mengantisipasi kecelakaan di sejumlah titik rawan kecelakaan di perempatan dalam kota Buntok rencananya tahun ini akan dipasangi Warning Light (Lampu Kuning Tunggal).
Untuk itu, pihaknya sudah mengusulkan lima unit Warning Light ke Dinas Perhubungan Pemprov Kalteng. “Ada lima tempat yang akan kami pasangi warning light nantinya. Termasuk di antaranya di perempatan Jalan Pelita Raya menuju Jalan Ibunda dan Ki Hajar Dewantara,” katanya.
Ia mengakui jika sebenarnya paling cocok di tempat itu dipasangi Trafic Light (Lampu Stop) seperti di perempatan Jalan Panglima Batur menuju Jalan Pembangunan dan Jalan Veteran. Tapi kendalanya masalah dana. Karena itu hanya diusulkan Warning Light.
“Semoga dana cepat turun, agar pemasangan bisa segera kita lakukan. Kita juga sering dapat laporan masalah ini,” ujarnya.  (ED/BI/I-2)

Debat Prakarsa Mahasiswa tidak Dihadiri Calon Bupati

BARITO SELATAN--BN: DEBAT calon bupati Barito Selatan yang diprakarsai Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kemarin, tidak dihadiri ketujuh cabup. Debat yang digelar di aula Hotel Afiat, Buntok, itu hanya dihadiri seorang calon wakil bupati...
“Kami menghadirkan seorang sejarawan/buda-yawan terkenal dari Palangkaraya. Artinya maksud dan tujuan penyelenggaraan ini jelas punya makna dan manfaat besar bagi masyarakat dan mahasiswa Barsel,” kata Jhon Kenedy, Ketua Panitia kepada Borneonews.
Jhon Kenedy menegaskan acara tersebut bertujuan selain ingin mengetahui program dan komitmen ma-sing-masing calon hingga memutuskan ikut Pemilu Kada Barsel 2011, juga agar masyarakat, khususnya pemilih, bisa bertatap muka langsung dengan calon pemimpin mereka periode 2011-2016.
“Terpenting kami sudah mengirimkan undangan kepada mereka (tujuh pasang calon). Sekarang mereka malah tak hadir itu hak masing-masing. Kami sudah menjalankan aspirasi masyarkat yang menginginkan acara ini terselenggara,” jelas mahasiswa STAIS Ma’Arif Buntok itu.
Meski tidak dihadiri pasangan calon bupati, panitia tetap menyelenggarakan debat kandidat itu, dengan seorang calon wakil bupati, Ahmad Rasyid.
Bahkan mahasiswa tak kalah gencar melontarkan pertanyaan, yang intinya seputar rencana pembangunan yang baik bagi Barsel, teknik dan peluang peningkatan PAD (pendapatan asli daerah) dan kiat meningkatkan APBD Barsel, agar bisa mengakomodir belanja publik, tak hanya belanja pegawai.
Ia mengakui PMII kecewa kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Barsel yang tak melibatkan mereka dalam acara debat kandidat selama tiga hari yang diselenggarakan KPU setempat di GBU Jaro Pirarahan, Buntok.
Padahal mereka sudah meng-ajukan proposal menawarkan kerjasama acara tersebut. Menurut Jhon Kenedy, alasan KPU menolak karena dalam aturan perundangan yang mereka pegang tak dibolehkan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga, seperti dari kalangan mahasiswa.
“Kami tidak masalah tak dilibatkan sebagai penyelenggara. Tapi waktu kami minta sebagai salah satu kelompok yang ikut melontarkan pertanyaan, juga ditolak dengan alasan cukup dilakukan oleh tiga panelis. Ini yang membuat kami kecewa makanya kami selenggarakan sendiri acara debat kandidat,” jelasnya.
Namun, ternyata penyelenggaraan debat kandidat yang digelar KPU Barsel justru bekerjasama dengan pihak ketiga yakni sebuah televisi lokal Kalteng.
Hingga, Rabu (20/4) malam, debat kandidat calon bupati/calon wakil bupati Pemilu Kada Barsel  yang diselenggarakan KPU setempat sudah memasuki tahap akhir, yakni menampilkan sekaligus tujuh pasang calon bupati/calon wakil bupati.
Tahapan Pemilu Kada Barsel sendiri telah memasuki masa kampanye, kemarin, yang dibuka pasangan nomor urut 4, Wafi (Wartiah-Sofiansyah). Sedangkan kampanye tujuh pasang calon digelar di kecamatan daerah hilir dan hulu kota Buntok. (ED/I-2)
“Belum ada laporan pelanggaran sampai hari kedua masa kampanye ini.
Pelanggaran biasanya melibatkan anak-anak dan PNS dalam kampanye,”
kata Hamzah, anggota Panwaslu Pemilu Kada Barsel, disela acara debat
kandidat diselenggarakan PMII Barsel di Hotel Afiat Buntok, kemaren
siang. (ED/I-2)

Seruan Damai dari Pemilu Kada Barito Selatan

BARITO SELATAN--BN: Massa pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Barito Selatan (Barsel) sepakat menjaga ketertiban dan kedamaian selama pemilihan umum kepala daerah (Pemilu Kada). Untuk itu, ratusan simpatisan tujuh pasangan cabup/wabup kemarin... menggelar pawai damai sebelum masa kampanye dimulai, Senin (18/4).
Dari pantauan Borneonews, sedikitnya 500 simpatisan calon bupati dan wakil bupati memeriahkan pawai damai tersebut. Tidak kurang 70 kendaraan roda empat dan 140 kendaraan roda dua dikerahkan. Masing-masing pendukung mengenakan atribut kandidat pilihan mereka.
Long march massa dimulai dari halaman depan kantor KPU Barsel di Jalan Melati, Buntok. Selanjutnya, iring-iringan melalui Jalan Teratai, Jalan Pelita Raya, Jalan Pahlawan, Jalan Merdeka Raya dan kembali ke depan KPUD Barsel di Jalan Melati, Buntok.
Iring-iringan pawai damai disesuaikan dengan nomor urut pasangan cabup/wabup. Massa pendukung kandidat nomor urut satu (1), pasangan Suriawan-Syarkawi (SUKA) berada di barisan terdepan. Simpatisan pasangan ini didominasi kendaraan roda dua.
Disusul kemudian oleh iring-iringan pendukung pasangan kandidat nomor urut dua (2), Eddy Raya Samsuri-Irawansyah, yang didominasi kendaraan bak terbuka.
Di belakang beriringan simpatisan pasangan nomor urut tiga (3), Jamhuri-Abdul Bhayang, lalu pendukung kandidat nomor urut empat(4) Wartiah-Sofian, kemudian pendukung kandidat nomor urut lima (5) Farid Yusran-Satya Titiek, disusul pendukung kandidat nomor urut enam (6), Darsani-Rasyid, dan massa pasangan kandidat nomor urut tujuh(7), Areramon-Suhardi.
Pawai damai semakin meriah lantaran masing-masing massa pendukung calon bupati/wakil bupati tersebut mengerahkan sejumlah artis yang tidak henti-hentinya bernyanyi sepanjang pawai berlangsung. Pawai damai tersebut mendapat aplaus dari masyarakat yang berbaris di sepanjang rute yang dilewati peserta pawai damai.

Menahan diri
Pawai damai juga mendapat sambutan positif Kapolres Barsel AKBP Djati Wiyono Abadhy SIK. Dia menghimbau massa pendukung ketujuh calon bupati/wakil bupati tersebut menjaga keamanan dan ketertiban.  “Saya menghimbau agar masa menjaga keamanan masing-masing dan menghindari sikap negatif yang bisa memicu bentrok.”
Seruan serupa dilontarkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Barsel KH Masturi. Dia menghimbau massa untuk menahan diri dari tindakan negatif yang bisa merusak persatuan yang selama ini harmonis terbina di Barsel.
Jangan membuat isu negatif yang bisa menimbulkan perpecahan. Jadikan momentum pesta demokrasi ini sebagai pembelajaran bersama agar kelak lebih dewasa berpolitik. Bermainlah sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku,” kata-nya kepada Borneonews.
Masturi menambahkan, ajakan Pemilu Kada damai juga diberikan dalam materi khotbah Jumat. MUI mengharapkan semua pihak menjaga keamanan dan ketertiban dan tidak membuat keributan yang dapat merugikan masyarakat Barsel sendiri. (ED/BI/I-2)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes