Masih Proses, Mohon Sabar...

Rabu, 28 September 2011

Kominfo Telah Blokir 300 Situs Kekerasan

Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memblokir sekitar 300 situs kekerasan yang mengarah pada perilaku terorisme.
“Hingga akhir Agustus 2011 ada sekitar 900 situs kekerasan yang diadukan untuk segera diblokir, tetapi baru terealisasi 300 situs,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta, Senin.
Menurut dia di sela pembukaan “1st ICT USO Expo and Conference”, pemblokiran seluruh situs kekerasan yang diadukan itu belum bisa direalisasikan karena memerlukan pencermatan dan pengamatan yang serius.
“Selama ada laporan dari masyarakat akan kami tindak lanjuti, tetapi tidak lantas seluruh laporan yang masuk itu langsung diblokir. Kami akan mencermati dan mengamatinya secara mendalam terlebih dulu,” katanya.
Ia mengatakan, akar masalah kekerasan dan terorisme pada dasarnya berasal dari pemahaman mengenai ideologi atau agama yang tidak benar dan hanya setengah-setengah. Kondisi itu didukung oleh adanya situs kekerasan di internet.
“Memang ada imbauan memblokir atau menutup situs yang mengagitasi dan menghina agama, tetapi itu akan kami lakukan secara bertahap,” katanya.
Menurut dia, pemblokiran atau penutupan tidak bisa dilakukan sekaligus, karena situs kekerasan itu bisa saja hari ini namanya A, besok bisa AX atau AZ.
Ia mengatakan, seharusnya yang melakukan pemblokiran situs kekerasan itu bukan hanya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), tetapi juga seluruh operator.
“Selain itu, masyarakat juga diharapkan bisa mengelola informasi secara lebih rasional, sehingga tidak mudah terpengaruh,” katanya (taufik rachman/antara/RoL)

Sumber : Dakwatuna

Kamis, 25 Agustus 2011

Ramadhan Segera Berlalu

Waktu terus berjalan lurus ke depan. Cepat sekali, dan tidak akan pernah kembali. Rasanya Ramadhan 1432 ini baru saja kita masuki, tidak terasa sekarang sudah berada di sepertiga waktu penghujungnya. Sebagian orang masih bersantai-santai, membuang waktu sambil menunggu waktu berbuka, menyia-nyiakan kesempatan yang sangat istimewa ini tanpa aktivitas ibadah. Sebagian yang lain tampak sangat serius, i’tikaf di masjid siang dan malam, memanfaatkan setiap detik waktu untuk pendekatan diri kepada Allah. Khawatir Ramadhan segera meninggalkan mereka, sementara belum banyak amal ibadah yang dilakukan.

Apapun yang kita kerjakan pada bulan mulia ini, akhirnya toh waktu terus menggulung dan kita akan dipaksa memasuki bulan baru. Ramadhan sebentar lagi berlalu, berganti Syawal. Betapa cepat waktu berlalu, mana ibadahmu? Mana tilawah dan tadarusmu ? Mana rakaat panjang dalam tarawihmu ? Mana istighfarmu? Mana taubatmu ? Mana infakmu ? Mana zakatmu ? Mana dzikirmu ? Padahal hari-hari sangat cepat berganti, Ramadhan sudah mau pergi, namun mengapa masjid semakin sepi?


Di antara hal yang mematikan kehidupan manusia adalah kekosongan waktu (faragh). Ada banyak manusia yang menghanguskan waktu mereka untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya bagi kebaikan diri dan masyarakat, bahkan sebagian yang lain menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk sesuatu yang justru menzhalimi dan merusak diri serta masyarakat. Kerugian sudah pasti akan menjadi milik mereka.

Perhatikanlah betapa berharga waktu-waktu yang kita miliki. Sungguh amat sangat terbatas jatah waktu yang Allah berikan kepada masing-masing kita, sudah semestinya kita mengoptimalkan setiap detik waktu yang ada untuk kebaikan. Jika kita memiliki waktu 5 menit saja yang terbuang percuma setiap harinya, maka selama setahun ada 1.825 menit atau 30,42 jam waktu yang terbuang. Apabila Allah mengaruniakan usia 60 tahun kepada kita, maka ada 1.825 jam atau 76 hari yang terbuang percuma.

Cobalah kita cermati secara seksama, apakah waktu kita yang terbuang percuma lebih dari 5 menit  setiap harinya? Aktivitas apakah yang anda kerjakan di waktu pagi, siang, sore atau malam hari? Kadang ada suasana santai yang menghanguskan banyak waktu. Pada beberapa kalangan, waktu senggang tersebut dimanfaatkan untuk mengobrol dengan tetangga atau teman tanpa tujuan yang jelas. Setiap harinya bisa menghabiskan waktu hingga dua jam untuk omong kosong tersebut, bahkan lebih, dengan tema yang tidak terarah dan semata-mata mengisi waktu luang. Baik di kantor, di rumah, ataupun di restoran dan tempat-tempat umum lainnya, mengobrol seakan-akan telah menjadi kebutuhan pokok.

Jika sehari menggunakan 2 jam waktu untuk mengobrol dengan teman atau tetangga, maka dalam setahun ada 730 jam atau 30,42 hari mengobrol. Jika jatah usia kita 60 tahun maka kurang lebih ada 43.800 jam atau setara dengan 1.825 hari atau 60 bulan atau 5 tahun waktu kita yang habis untuk kepentingan mengobrol saja. Apabila obrolannya membawa manfaat bagi kebaikan diri dan masyarakat, tentu tidak menjadi masalah. Akan tetapi jika obrolannya sekedar menyebarkan isu dan gosip, membicarakan kejelekan orang lain, dan dalam konteks “daripada bengong”, maka sudah barang tentu akan membawa berbagai kerugian.

Jika seseorang mengandalkan ibadahnya hanya kepada shalat wajib lima waktu saja, maka dengan rata-rata pelaksanaan sekali shalat wajib 5 menit, sehari mengerjakan shalat 25 menit. Dengan demikian setahun ada 9.125 menit atau 152 jam atau 6,3 hari saja untuk shalat. Jika jatah usianya 60 tahun, maka untuk ibadah hanya memerlukan 9.125 jam, atau setara dengan 380,2 hari atau 12 bulan atau satu tahun. Padahal untuk mengobrol saja memerlukan waktu 5 tahun.

Tentu saja tidak dilarang untuk mengobrol, jika ada tujuan dan kemanfaatan yang jelas. Akan tetapi hendaknya kita sangat memperhatikan alokasi penggunaan waktu dalam kehidupan sehari-hari, agar tidak hangus secara percuma. Ada banyak waktu yang perlu kita hemat dalam kehidupan sehari-hari. Saat anda di kamar mandi, di meja makan, di kamar saat berganti pakaian atau berhias, di depan televisi, di halte bus, dan di berbagai tempat privat maupun publik. Jika suatu aktivitas telah anda selesaikan, jangan membiarkan ada waktu jeda atau waktu luang yang dibiarkan berlalu sia-sia. Segera kerjakan aktivitas lainnya.
Demikianlah Tuhan mengajarkan kepada kita, “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh  (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Alam Nasyrah: 7 – 8).

Ramadhan sebentar lagi berlalu, berganti Syawal. Betapa cepat waktu berlalu, mana ibadahmu? Mana tilawah dan tadarusmu ? Mana rakaat panjang dalam tarawihmu ? Mana istighfarmu? Mana taubatmu ? Mana infakmu ? Mana zakatmu ? Mana dzikirmu ? Padahal hari-hari sangat cepat berganti, Ramadhan sudah mau pergi, namun mengapa masjid semakin sepi?

Tuhan menghendaki agar kita tidak memiliki kekosongan waktu atau kesia-siaan. Artinya, satu kegiatan senantiasa bersambung dengan kegiatan yang lainnya, sehingga tidak ada waktu yang tidak terdefinisikan pemanfaatannya, yang cenderung menjadi kesia-siaan. Jika anda telah selesai shalat Subuh, segera lakukan aktivitas lainnya, sampai saatnya anda siap bekerja. Sesampai di tempat kerja, segera lakukan aktivitas kerja hingga tuntas, setelah tiba waktu pulang, segeralah pulang untuk istirahat. Jika telah cukup istirahat, segera kerjakan aktivitas lainnya, demikian seterusnya, sehingga tidak ada satu detik waktu kita yang terbuang percuma.
 
Ingat, waktu adalah milik manusia yang paling berharga. Kalau sebagian orang mengatakan “time is money”, sesungguhnya yang terjadi lebih dari itu. Jika uang kita hilang satu juta rupiah hari ini, besok kita bisa mendapatkan yang lebih banyak dari itu. Namun jika waktu kita hilang satu jam hari ini, kita tidak akan bisa mencari gantinya pada kesempatan yang lain. Begitu waktu terbuang, ia benar-benar hilang dan tak akan tergantikan dengan tambahan waktu di hari berikutnya.

Setiap pergantian bulan, kita selalu diingatkan dengan pesan penting ini: optimalkan waktu anda. Ramadhan sebentar lagi berlalu, berganti Syawal. Betapa cepat waktu berlalu, mana ibadahmu ? Mana tilawah dan tadarusmu ? Mana rakaat panjang dalam tarawihmu ? Mana istighfarmu ? Mana taubatmu ? Mana infakmu ? Mana zakatmu ? Mana dzikirmu ? Padahal hari-hari sangat cepat berganti, Ramadhan sudah mau pergi, namun mengapa masjid semakin sepi ?

Ramadhan sebentar lagi berlalu. Lalu, dimanakah taqwamu ?
 
Sumber:Islamedia

Kamis, 04 Agustus 2011

Anis Matta Ke Palangkaraya

PALANGKARAYA - Wakil Ketua (Waket) DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Mata yang juga pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jakarta, Rabu (3/8/2011) Jakarta memberikan kuliah tujuh menit di Masjid Darul Arqom Perguruan Muhammadiyah Palangkaraya.

Kunjungan Anis Matta ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dalam rangka safari ramadan.Sebelumnya, Anis Matta berbuka puasa di rumah jabatan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, H Achmad Diran didampingi para simpatisan dan pengurus PKS Kalimantan Tengah dan Kota Palangkaraya.

Dalam ceramahnya, Anis Matta, mengisahkan tentang sejarah siar islam yang dilakukan oleh Nabi Besar Muhammad SAW, pada saat Nabi Muhammad melakukan perang badar hingga Nabi menyebarkan agama islam di persia, sehingga negara persia pun bisa ditaklukan.

"Bahkan, pasukan kaum muslimin yang hanya. berjumlah 36 ribu melawan 300 ribu tentara romawi, ternyata masih bisa di kalahkan oleh pasukan muslimin," katanya.

TRIBUNKALTENG.COM
Penulis : Fathurahman
Editor : edi_nugroho

Senin, 01 Agustus 2011

Pesan NU dan Muhammadiyah Bagi Umat yang Berpuasa

JAKARTA – PP Muhammadiyah dan PB Nahdlatul Ulama (NU) sepakat bersama pemerintah bahwa hari pertama puasa atau 1 Ramadan 1432 H tahun ini jatuh pada 1 Agustus besok.

Ketua PP Muhammadiyah, Abdul Fatah Wibisono, mengimbau agar persamaan ini menjadi momentum bagi umat untuk meningkatkan kerukunan beragama. "Instensitas komunikasi dan silaturahim harus kita tingkatkan agar kerukunan dapat terbangun dan meningkatkan kualitas beribadah kita," kata Fatah, usai menghadiri Sidang Itsbat yang digelar Kementerian Agama di Jakarta, Ahad (31/7) petang.

Fatah meminta sosialisasi untuk hidup rukun antar umat, terutama umat berbeda keyakinan harus ditingkatkan oleh tokoh agama dan masyarakat. Dengan meningkatkan toleransi beribadah antar umat beragama, Muhammadiyah berharap isu agama tidak lagi dijadikan komoditas konflik yang belakang sering digunakan pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

Komandan Rukyat se-Indonesia PBNU, Mashruri, juga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa kepada seluruh umat Islam dan Warga NU. "Mari kita manfaatkan 30 hari ini untuk menjalankan ibadah sebaik-baiknya dan menahan diri dari segala nafsu, angkara dan serakah," ujar Mashruri di tempat yang sama.

Mashruri mewanti-wanti umat agar tidak terlena pada tawaran godaan seperti hiburan televisi, bermalas-malasan dalam bekerja, berbuka puasa dengan makan berlebihan maupun pernak-pernik Ramadhan yang tidak berkaitan dengan esensi ibadah puasa.

"Kita harus mawas diri dan mampu menghadapi godaan dengan baik sehingga mencapai final dengan kualitas puasa yang baik," pesannya.

Sumber : republika.co.id

Alhamdulillah, Awal Ramadhan Tahun Ini Tanpa Perbedaan

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan awal Ramadhan 1432 Hijriyah jatuh pada Senin, 1 Agustus 2011 dan keputusan tersebut menyusul sidang isbat yang berlangsung Ahad sore (31/7) di Operation Room Kemenag, Jakarta.

Sidang penetapan awal Ramadhan yang dipimpin Menteri Agama Suryadharma Ali dihadiri Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin, Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Wahyu Widiana, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar, pimpinan ormas-ormas Islam, duta besar negara sahabat, dan anggota Badan Hisab dan Rukyat Kemenag.

"Setelah mencermati laporan Badan Hisab Rukyat, pertimbangan para ulama, semua sepakat 1 Ramadhan 1432 Hijriyah jatuh pada Senin, 1 Agustus 2011," kata Suryadharma seraya mengetok palu.

Penetapan awal Ramadhan 1432 Hijriyah juga dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Agama No.125 Tahun 2011 yang ditandatangani 31 Juli 2011.

Ketua Badan Hisab dan Rukyat, Ahmad Jauhari, saat menyampaikan hasil pemantauan di seluruh Indonesia, menyebutkan bahwa perhitungan data hisab yang dihimpun oleh Direktorat Jendral Bimas Islam di beberapa titik pemantauan di seluruh Indonesia menyatakan bahwa ijtimak akhir Sya'ban 1432 H/2011 M jatuh pada Ahad 31 Juli 2011, pukul 13.45 menit WIB.

"Saat matahari terbenam pada tanggal tersebut di seluruh Indonesia, posisi hilal berada di atas ufuk pada ketinggian 4 derajat 50 menit sampai 5 derajat 50 menit," kata Jauhari, yang juga Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag.

Dari hasil rukyatul hilal (pengamatan bulan baru) di 38 lokasi, lanjut Jauhari, ada tiga lokasi yang menyatakan melihat hilal, yaitu di Mall GTC Makassar, Sulawesi Selatan, Bukit Condrodipo Gresik, Jawa Timur, dan Bangkalan, Madura.

Sebelumnya, perwakilan ormas mengikuti kegiatan observasi untuk melihat penampakan hilal. Mereka melihat titik-titik observasi hilal di wilayah-wilayah tertentu di Indonesia lewat layar.

Observasi itu disaksikan melalui layar yang dipasang di lantai dua gedung utama kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, sejak pukul 17.00 WIB, Ahad (31/7).

Sementara itu, PP Muhammadiyah juga menetapkan awal Ramadhan 1432 atau awal puasa jatuh pada Senin, 1 Agustus. Penetapan itu berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dilakukan Majelis Tarjih dan Tajdid.

Disebutkan bahwa ijtimak menjelang Ramadhan 1432 H terjadi pada Ahad (31/7) pukul 01.41 WIB. "Kami berharap Ramadhan ini menjadi momentum bagi kita semua," kata Pengurus PP Muhammadiyah, Fatah Wibisono.

Sumber : Republika.co.id

Minggu, 31 Juli 2011

Ramadan, NU dan Muhammadiyah Sepakat 1 Agustus

Hampir dipastikan, 1 Ramadan 1432 Hijriah jatuh hari Senin (1/8). Penetapan awal puasa 2011 ini tidak akan berbeda antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
  
Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalsel, H Sarbaini Haira, mengatakan 1 Ramadan jatuh pada 1 Agustus 2011. Penetapan awal Ramadan tersebut dengan menggunakan metode rukyatul hilal yaitu melihat bulan dengan kasat mata.
  
Rukyatul hilal itu mengacu pada hadis Nabi: "Berpuasalah kamu, karena melihat hilal (tanggal 1), dan berbukalah (lebaran) kamu karena melihat hilal (tanggal 1)." (HR Muslim)
  
"NU sudah punya keyakinan dan mengikuti hadis Nabi dalam menetapkan awal Ramadan menggunakan metode rukyat. Metode ini mengacu pada hadis yang mengatakan berpuasalah kamu setelah melihat bulan," ujarnya, kemarin.
  
Selain menggunakan metode rukyat, NU juga memakai perhitungan hisab, yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan tekonologi atau istilahnya ilmu falakiah dan astronomi
  
Sarbaini menjelaskan, hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomi untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan. Sedangkan rukyat adalah aktivitas mengamati bulan dengan kasat mata atau menggunakan alat setelah terjadinya ijtimak (konjungsi).
  
Hisab berasal dari kata Arab Al-Hisab atau dalam arti harfiahnya perhitungan atau pemeriksaan, tapi secara umum kata hisab diartikan sebagai perhitungan.
  
"NU sudah melakukan hisab pada awal Syakban untuk menentukan awal Ramadan, tapi tidak berhasil. NU akan melakukan kembali pada akhir Syakban," ujarnya.
  
Dalam hisap, NU sementara menetapkan awal Ramadan adalah 1 Agustus. "Memang pada hari Minggu, 31 Juli, bulan sudah ada, tapi tidak terlihat. Saat itu bulan di bawah dua derajat. Pada awal 1 Agustus, bulan agak tinggi, enam derajat. Posisi bulan agak miring ke selatan," ujarnya.
  
Terpisah, Wakil Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Kalsel, Umranyah Ali, mengatakan penetapan awal Ramadan 1432 H jatuh 1 Agustus 2011.  
  
Penetapan itu berdasarkan maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor: 375/MLM/I.0/E/2011 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah 1432 Hijriah tertanggal 2 Juli 2011.
  
Pengurus Pusat Muhammadiyah menetapkan satu Ramadan 1432 H jatuh pada Senin, 1 Agustus 2011. 1 Syawal 1432 H atau lebaran Idulfitri jatuh pada Selasa, 30 Agustus.
  
Selain itu, juga ditentukan tanggal 1 Zulhijjah, yaitu jatuh pada Jumat, 28 Oktober 2011. Hari Arafah atau 9 Zulhijjah jatuh pada Sabtu, 5 November 2011. Iduladha jatuh pada hari Ahad, 6 November.
  
(syaiful anwar-m taufik/tribunkalteng)

Baca juga beritanya di harian Metro Banjar
Editor : didik_trio

I'dad Ramadhan

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,   
Ramadhan Sebentar lagi akan datang, suasana pasar mulai hiruk -pikuk menampilkan kesibukan persiapan menyambut kehadiran bulan penuh keberuntungan , antusiasme para pebisnis pasar begitu kuat terlihat bergairah penuh harap agar saat Hari Raya tiba semua kuntungan yang didapat saat Ramadhan dapat dikalkulasi sebagai harta berharga hasil jerih payah selama satu bulan.”,Ramadhan bulan berkah “,Ujar mereka saat hitungan laba dagang berkali lipat dibanding dagang dibulan selain ramadhan. Untung Dunia ..! Itulah Misinya dan memang begitulah Fenomenanya.
 
Lalu bagaimana dengan Misi Akhirat kita sebagai hamba yang beriman kepada Alloh SWT ? Geliat kesibukan dipasar,dan antusiasme mereka dalam meraih keuntungan berlipat ganda juga harus menjadi bahan untuk motivasi diri kita agar lebih bersiap menyambut kehadiran Ramadhan yang penuh dengan keberkahan. Namun misi orang beriman adalah meraih pahala sebanyak-banyaknya dengan amal Ibadah, sucikan diri dari berbagai dosa dengan taubatan Nashuha, dan terbebaskan dari api nerakaNya (idzkumminan naar).

Rasululloh SAW bersabda“ Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari).


Jika kita menilik kembali sejarah hidup Rasulullah SAW, para Sahabat dan para Salafussholeh (semoga Allah merahmatinya), betapa mereka mempersiapkan dan menyambut Ramadhan dengan penuh suka cita dan melakukan persiapan jauh-jauh hari sebelum datangnya Ramadhan. Di penghujung bulan Sya'ban

Rasulullah pernah bersabda " Barang siapa yang bergembira memasuki bulan Ramadhan, maka sungguh jasadnya diharamkan masuk kedalam api neraka".

Tentunya kata "gembira" di sini tak sekedar dimaknai gembira secara emosional atau sekedar membersihkan rumah atau tempat ibadah saja. Namun, gembira disini lebih dimaknai ke arah persiapan yang optimal untuk menghadapi bulan Ramadhan yang mulia dengan mengisi dengan aktifitas-aktifitas ibadah. sehingga sangat pantas orang-orang yang seperti inilah yang akan terhindar dari api neraka.

Tak heran jika Rasulullah dan para sahabatnya melakukan persiapan yang optimal dalam menyambut hadirnya bulan Ramadhan. Karena mereka memahami keutamaan dan fadhilah yang terkandung dalam bulan ini, bahkan dalam sebuah hadits juga disebutkan

" Jika seandainya umatku tahu akan keutamaan bulan Ramadhan maka niscaya mereka akan memohon kepada Allah agar setiap bulan adalah bulan Ramadhan".

simak kembali bagaimana dengan bait-bait do'a yang dilantunkan Rasulullah SAW "

Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami di bulan Ramadhan"

bentuk luapan kegembiraan dan pengharapan yang mereka lakukan adalah dengan menata diri secara maksimal dalam menghadapi Ramadhan dan mengisinya dengan aktivitas yang menambah kadar kualitas dan kuantitas Ibadahnya, sehingga kehadiran Ramadhan benar-benar membawa makna perubahan.

Apa Sajakah persiapan yang mesti dilakukan Agar Ramadhan menjadi bulan penuh makna dalam kehidupan kita?

1. I’dad Qolbi (Persiapan Hati)

Ramadhan Adalah saat yang tepat untuk menata hati, menghilangkan penyakit dan sifat-sifat tercela yang hinggap didalamnya, oleh karenanya sebelum datangnya bulan suci mari kita bersihkan hati, buang jauh –jauh sifat iri dan dengki serta rasa permusuhan baik terhadap Tetangga, Teman, atau siapapun yang pernah berhubungan dengan kita, saling memaafkan dan meng Ikhlaskan. Saya jadi teringat dengan lyrik nasyid “Jagalah Hati” yg pernah di senandungkan oleh da’I kondang KH Abdullah Gymnastiar

Jagalah Hati Jangan Kau Kotori ….Jagalah Hati Lentera Hidup Ini

Jagalah Hati Jangan Kau Nodai …..Jagalah Hati Cahaya Illahi (dst)

2. I’dad Ilmi (Persiapan Ilmu)


Imam Ghozali mengatakan ‘,Manusia akan celaka bila tanpa Ilmu” Bahkan Rasululloh Saw pun Bersabda dalam sebuah haditsnya: “,Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR Ibnu Majah )

Ibadah Shaum Ramadhan ataupun ibadah yang lainnya akan berbuah pahala yang berlipat ganda dan menghapuskan diri dari berbagai dosa manakala didasari oleh Ilmu,karena ibadah yang tanpa ilmu maka akan sia-sia. Rasululloh bersabda “Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i dan Ibnu Majah)

Masih ada waktu beberapa hari lagi hendaknya kita gunakan untuk mencari ilmu dan informasi baik melalui kajian, membaca buku, ataupun bertanya kepada yang lebih tahu,agar kita lebih siap mengisi ramadhan dengan Mujahadah (penuh kesungguhan)

3. I’dad Ruhi (persiapan Ruhani)
Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, shaum sunnah, dzikir, do’a dan lain-lain. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah Saw mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah Ra. berkata: ”Saya tidak melihat Rasulullah Saw menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim).

Bulan Sya’ban adalah bulan dimana amal shalih diangkat ke langit.
RasulullahSawbersabda: Dari Usamah bin Zaid berkata, saya bertanya: “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau puasa di suatu bulan lebih banyak melebihi bulan Sya’ban”. Rasul saw bersabda: ”Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan diangkat amal-amal kepada Rabb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang saya dalam kondisi puasa” (Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’I dan Ibnu Huzaimah)


4. I’dad jasadi ( Persiapan Fisik)


Seorang Mu’min yang ingin beribadah secara maksimal dibulan Romadhon akan terhambat jika fisiknya sakit,oleh karena itulah Riayah jasadiyah (merawat Fisik) agar senantiasa sehat harus dilakukan dengan cara Berolahraga, makan minum jangan berlebihan, Bersiwak, berbekam, meminum madu atau habbatu ssauda dan berbagai cara lain yang dapat menjaga kesehatan Fisik kita sebelum ataupun pada bulan Ramadhan.

Dari Abu Hurairah, Bersabda Rasulullah, “Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”. (HR. Muslim)


Jika seluruh persiapan sudah kita lakukan ,tingallah Doa selalu kita panjatkan ,semoga Alloh mengizinkan kita tuk bertemu dengan Ramadhan, Marhaban Yaa Ramadhan, Marhaban Syahrusshiyami, marhaban yaa syahru romdhon ,marhaban syahrul Qiyami..


Wallohu a’lam bishowab 
 
Ustadz Muhammad Ridwan

Mayoritas Muslimin Dunia Serempak Berpuasa Ramadan Senin Besok

Arab Saudi, Negara yang paling ditunggu-tunggu pengumuman pengumuman awal Ramadannya, pada sabtu sore kemarin mengumumkan bahwa hari Ahad ini adalah hari yang melengkapi bulan Sya’ban hingga tigapuluh hari. Maka negara tersebut secara resmi mengumumkan bahwa awal Ramadan jatuh pada hari Senin.

Sebelumnya Mahkamah Agung Arab Saudi telah menyerukan masyarakat untuk berusaha melihat hilal pada Sabtu sore kemarin sesuai ketentuan syariat. Pihak Mahkamah mengumumkan bahwa siapa saja yang melihat hilal baik dengan pandangan langsung atau melalui alat teropong agar segera melaporkannya kepada pihak mahkamah untuk dicatat dan diproses. Namun kenyataannya, pada Sabtu sore kemarian, hilal tidak muncul sehingga tidak ada yang melihatnya.
Keputusan tersebut semakin melengkapi kesamaan awal Ramadan pada sebagian besar Negara-negara Islam. Baik di Timur Tengah, Afrika hingga Asia. Termasuk juga kaum muslimin di Eropa,
Di Timur Tengah beberapa Negara Islam telah mengumumkan secara resmi bahwa awal Ramadan jatuh pada hari Senin, seperti Mesir, Emirat, Yordan, Kuwait, Suriah, Qatar dan Yaman.
Begitu pula Dewan Fatwa Eropa telah mengumumkan bahwa hari Senen merupakan awal puasa Ramadan. Fatwa ini diikuti oleh kaum muslimin di beberapa Negara minoritas di Eropa.
Negara-negara Balkan, seperti Kosovo, Bosnia, Rumania, Bulgaria, Slovenia, Albania, juga mengumumkan hari yang sama sebagai awal Ramadan. Tak ketinggalan Negara Turki juga menetapkan hari Senin sebagai awal puasa Ramadan bagi kaum muslimin Negara tersebut.
Di Asia Tenggara, dua Negara muslim utama; Indonesia dan Malaysia juga telah mengumumkan hari yang samat sebagai awal Ramadan.
Di Amerika, lembaga komunitas muslim representative ISNA, juga mengumumkan hari Senin sebagai awal Ramadan. Pengumuman ini kemudian diamini oleh komunitas muslim di berbagai belahan Negara di benua Amerika.
Di daratan Cina dan Asia timur juga tidak berbeda. Hari Senin ditetapkan sebagai awal Ramadan bagi kaum muslimin di sana.
Ahlan wa Sahlan Ya Ramadan….

Sumber : Islamedia

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes