يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Ramadhan Sebentar lagi akan datang, suasana pasar mulai hiruk -pikuk menampilkan kesibukan persiapan menyambut kehadiran bulan penuh keberuntungan , antusiasme para pebisnis pasar begitu kuat terlihat bergairah penuh harap agar saat Hari Raya tiba semua kuntungan yang didapat saat Ramadhan dapat dikalkulasi sebagai harta berharga hasil jerih payah selama satu bulan.”,Ramadhan bulan berkah “,Ujar mereka saat hitungan laba dagang berkali lipat dibanding dagang dibulan selain ramadhan. Untung Dunia ..! Itulah Misinya dan memang begitulah Fenomenanya.
Lalu bagaimana dengan Misi Akhirat kita sebagai hamba yang beriman kepada Alloh SWT ? Geliat kesibukan dipasar,dan antusiasme mereka dalam meraih keuntungan berlipat ganda juga harus menjadi bahan untuk motivasi diri kita agar lebih bersiap menyambut kehadiran Ramadhan yang penuh dengan keberkahan. Namun misi orang beriman adalah meraih pahala sebanyak-banyaknya dengan amal Ibadah, sucikan diri dari berbagai dosa dengan taubatan Nashuha, dan terbebaskan dari api nerakaNya (idzkumminan naar).
Rasululloh SAW bersabda“ Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari).
Jika kita menilik kembali sejarah hidup Rasulullah SAW, para Sahabat dan para Salafussholeh (semoga Allah merahmatinya), betapa mereka mempersiapkan dan menyambut Ramadhan dengan penuh suka cita dan melakukan persiapan jauh-jauh hari sebelum datangnya Ramadhan. Di penghujung bulan Sya'ban
Rasulullah pernah bersabda " Barang siapa yang bergembira memasuki bulan Ramadhan, maka sungguh jasadnya diharamkan masuk kedalam api neraka".
Tentunya kata "gembira" di sini tak sekedar dimaknai gembira secara emosional atau sekedar membersihkan rumah atau tempat ibadah saja. Namun, gembira disini lebih dimaknai ke arah persiapan yang optimal untuk menghadapi bulan Ramadhan yang mulia dengan mengisi dengan aktifitas-aktifitas ibadah. sehingga sangat pantas orang-orang yang seperti inilah yang akan terhindar dari api neraka.
Tak heran jika Rasulullah dan para sahabatnya melakukan persiapan yang optimal dalam menyambut hadirnya bulan Ramadhan. Karena mereka memahami keutamaan dan fadhilah yang terkandung dalam bulan ini, bahkan dalam sebuah hadits juga disebutkan
" Jika seandainya umatku tahu akan keutamaan bulan Ramadhan maka niscaya mereka akan memohon kepada Allah agar setiap bulan adalah bulan Ramadhan".
simak kembali bagaimana dengan bait-bait do'a yang dilantunkan Rasulullah SAW "
Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami di bulan Ramadhan"
bentuk luapan kegembiraan dan pengharapan yang mereka lakukan adalah dengan menata diri secara maksimal dalam menghadapi Ramadhan dan mengisinya dengan aktivitas yang menambah kadar kualitas dan kuantitas Ibadahnya, sehingga kehadiran Ramadhan benar-benar membawa makna perubahan.
Apa Sajakah persiapan yang mesti dilakukan Agar Ramadhan menjadi bulan penuh makna dalam kehidupan kita?
1. I’dad Qolbi (Persiapan Hati)
Ramadhan Adalah saat yang tepat untuk menata hati, menghilangkan penyakit dan sifat-sifat tercela yang hinggap didalamnya, oleh karenanya sebelum datangnya bulan suci mari kita bersihkan hati, buang jauh –jauh sifat iri dan dengki serta rasa permusuhan baik terhadap Tetangga, Teman, atau siapapun yang pernah berhubungan dengan kita, saling memaafkan dan meng Ikhlaskan. Saya jadi teringat dengan lyrik nasyid “Jagalah Hati” yg pernah di senandungkan oleh da’I kondang KH Abdullah Gymnastiar
Jagalah Hati Jangan Kau Kotori ….Jagalah Hati Lentera Hidup Ini
Jagalah Hati Jangan Kau Nodai …..Jagalah Hati Cahaya Illahi (dst)
2. I’dad Ilmi (Persiapan Ilmu)
Imam Ghozali mengatakan ‘,Manusia akan celaka bila tanpa Ilmu” Bahkan Rasululloh Saw pun Bersabda dalam sebuah haditsnya: “,Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR Ibnu Majah )
Ibadah Shaum Ramadhan ataupun ibadah yang lainnya akan berbuah pahala yang berlipat ganda dan menghapuskan diri dari berbagai dosa manakala didasari oleh Ilmu,karena ibadah yang tanpa ilmu maka akan sia-sia. Rasululloh bersabda “Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Masih ada waktu beberapa hari lagi hendaknya kita gunakan untuk mencari ilmu dan informasi baik melalui kajian, membaca buku, ataupun bertanya kepada yang lebih tahu,agar kita lebih siap mengisi ramadhan dengan Mujahadah (penuh kesungguhan)
3. I’dad Ruhi (persiapan Ruhani)
Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, shaum sunnah, dzikir, do’a dan lain-lain. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah Saw mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah Ra. berkata: ”Saya tidak melihat Rasulullah Saw menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim).
Bulan Sya’ban adalah bulan dimana amal shalih diangkat ke langit.
RasulullahSawbersabda: Dari Usamah bin Zaid berkata, saya bertanya: “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau puasa di suatu bulan lebih banyak melebihi bulan Sya’ban”. Rasul saw bersabda: ”Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan diangkat amal-amal kepada Rabb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang saya dalam kondisi puasa” (Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’I dan Ibnu Huzaimah)
4. I’dad jasadi ( Persiapan Fisik)
Seorang Mu’min yang ingin beribadah secara maksimal dibulan Romadhon akan terhambat jika fisiknya sakit,oleh karena itulah Riayah jasadiyah (merawat Fisik) agar senantiasa sehat harus dilakukan dengan cara Berolahraga, makan minum jangan berlebihan, Bersiwak, berbekam, meminum madu atau habbatu ssauda dan berbagai cara lain yang dapat menjaga kesehatan Fisik kita sebelum ataupun pada bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah, Bersabda Rasulullah, “Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”. (HR. Muslim)
Jika seluruh persiapan sudah kita lakukan ,tingallah Doa selalu kita panjatkan ,semoga Alloh mengizinkan kita tuk bertemu dengan Ramadhan, Marhaban Yaa Ramadhan, Marhaban Syahrusshiyami, marhaban yaa syahru romdhon ,marhaban syahrul Qiyami..
Wallohu a’lam bishowab
Rasululloh SAW bersabda“ Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari).
Jika kita menilik kembali sejarah hidup Rasulullah SAW, para Sahabat dan para Salafussholeh (semoga Allah merahmatinya), betapa mereka mempersiapkan dan menyambut Ramadhan dengan penuh suka cita dan melakukan persiapan jauh-jauh hari sebelum datangnya Ramadhan. Di penghujung bulan Sya'ban
Rasulullah pernah bersabda " Barang siapa yang bergembira memasuki bulan Ramadhan, maka sungguh jasadnya diharamkan masuk kedalam api neraka".
Tentunya kata "gembira" di sini tak sekedar dimaknai gembira secara emosional atau sekedar membersihkan rumah atau tempat ibadah saja. Namun, gembira disini lebih dimaknai ke arah persiapan yang optimal untuk menghadapi bulan Ramadhan yang mulia dengan mengisi dengan aktifitas-aktifitas ibadah. sehingga sangat pantas orang-orang yang seperti inilah yang akan terhindar dari api neraka.
Tak heran jika Rasulullah dan para sahabatnya melakukan persiapan yang optimal dalam menyambut hadirnya bulan Ramadhan. Karena mereka memahami keutamaan dan fadhilah yang terkandung dalam bulan ini, bahkan dalam sebuah hadits juga disebutkan
" Jika seandainya umatku tahu akan keutamaan bulan Ramadhan maka niscaya mereka akan memohon kepada Allah agar setiap bulan adalah bulan Ramadhan".
simak kembali bagaimana dengan bait-bait do'a yang dilantunkan Rasulullah SAW "
Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan sampaikanlah kami di bulan Ramadhan"
bentuk luapan kegembiraan dan pengharapan yang mereka lakukan adalah dengan menata diri secara maksimal dalam menghadapi Ramadhan dan mengisinya dengan aktivitas yang menambah kadar kualitas dan kuantitas Ibadahnya, sehingga kehadiran Ramadhan benar-benar membawa makna perubahan.
Apa Sajakah persiapan yang mesti dilakukan Agar Ramadhan menjadi bulan penuh makna dalam kehidupan kita?
1. I’dad Qolbi (Persiapan Hati)
Ramadhan Adalah saat yang tepat untuk menata hati, menghilangkan penyakit dan sifat-sifat tercela yang hinggap didalamnya, oleh karenanya sebelum datangnya bulan suci mari kita bersihkan hati, buang jauh –jauh sifat iri dan dengki serta rasa permusuhan baik terhadap Tetangga, Teman, atau siapapun yang pernah berhubungan dengan kita, saling memaafkan dan meng Ikhlaskan. Saya jadi teringat dengan lyrik nasyid “Jagalah Hati” yg pernah di senandungkan oleh da’I kondang KH Abdullah Gymnastiar
Jagalah Hati Jangan Kau Kotori ….Jagalah Hati Lentera Hidup Ini
Jagalah Hati Jangan Kau Nodai …..Jagalah Hati Cahaya Illahi (dst)
2. I’dad Ilmi (Persiapan Ilmu)
Imam Ghozali mengatakan ‘,Manusia akan celaka bila tanpa Ilmu” Bahkan Rasululloh Saw pun Bersabda dalam sebuah haditsnya: “,Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR Ibnu Majah )
Ibadah Shaum Ramadhan ataupun ibadah yang lainnya akan berbuah pahala yang berlipat ganda dan menghapuskan diri dari berbagai dosa manakala didasari oleh Ilmu,karena ibadah yang tanpa ilmu maka akan sia-sia. Rasululloh bersabda “Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Masih ada waktu beberapa hari lagi hendaknya kita gunakan untuk mencari ilmu dan informasi baik melalui kajian, membaca buku, ataupun bertanya kepada yang lebih tahu,agar kita lebih siap mengisi ramadhan dengan Mujahadah (penuh kesungguhan)
3. I’dad Ruhi (persiapan Ruhani)
Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, shaum sunnah, dzikir, do’a dan lain-lain. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah Saw mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah Ra. berkata: ”Saya tidak melihat Rasulullah Saw menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim).
Bulan Sya’ban adalah bulan dimana amal shalih diangkat ke langit.
RasulullahSawbersabda: Dari Usamah bin Zaid berkata, saya bertanya: “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau puasa di suatu bulan lebih banyak melebihi bulan Sya’ban”. Rasul saw bersabda: ”Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan diangkat amal-amal kepada Rabb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang saya dalam kondisi puasa” (Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’I dan Ibnu Huzaimah)
4. I’dad jasadi ( Persiapan Fisik)
Seorang Mu’min yang ingin beribadah secara maksimal dibulan Romadhon akan terhambat jika fisiknya sakit,oleh karena itulah Riayah jasadiyah (merawat Fisik) agar senantiasa sehat harus dilakukan dengan cara Berolahraga, makan minum jangan berlebihan, Bersiwak, berbekam, meminum madu atau habbatu ssauda dan berbagai cara lain yang dapat menjaga kesehatan Fisik kita sebelum ataupun pada bulan Ramadhan.
Dari Abu Hurairah, Bersabda Rasulullah, “Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”. (HR. Muslim)
Jika seluruh persiapan sudah kita lakukan ,tingallah Doa selalu kita panjatkan ,semoga Alloh mengizinkan kita tuk bertemu dengan Ramadhan, Marhaban Yaa Ramadhan, Marhaban Syahrusshiyami, marhaban yaa syahru romdhon ,marhaban syahrul Qiyami..
Wallohu a’lam bishowab
Ustadz Muhammad Ridwan
0 komentar:
Posting Komentar