SEJUMLAH unggas ditemukan mati mendadak di Kabupaten Barito Selatan, selama Mei lalu. Bulan ini, untuk menghindari meluasnya penyebaran virus flu burung, Dinas Perikanan dan Peternakan Barsel melakukan penyemprotan cairan disinfektan secara massal...
“Kami melakukan penyemprotan cairan disinfektan secara menyeluruh di seluruh wilayah, untuk mencegah penjangkitan virus flu burung,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Barsel Eko Budi Suharto melalui Kasi Kesehatan Hewan Togar S Parulian, di Buntok, kemarin.
Penyemprotan dilakukan ke semua kandang ayam, dan sekeliling rumah di dekat kandang. Kegiatan dimulai dari titik kejadian ayam mati mendadak.
Dari sejumlah kejadian ayam mati mendadak di Barsel, seluruhnya adalah ayam kampung. Belum ada laporan adanya kematian ayam potong di peternakan.
Pada kesempatan itu, Togar meminta warga untuk untuk selalu waspada. Jika ada kejadian unggas mati mendadak, harus segera dilaporkan ke aparat lingkungan terdekat atau petugas dinas peternakan. Warga yang memelihata unggas, baik burung maupun ayam, harus selalu menjaga kebersihan lingkungan dan kandang.
“Masyarakat tidak perlu takut untuk mengonsumsi ayam maupun telur. Karena jika dimasak dengan suhu di atas 60 derajat celcius, virus flu burung akan mati,” tandasnya.
Kematian ayam mendadak di Barsel ditemukan di Jalan Kaladan, Gang Palapa III. Saat itu, Senin (30/5), empat ekor ayam milik Abdul Rahman mati mendadak. Setelah diperiksa dengan menggunakan rapid tes, kematian itu positif disebabkan oleh virus flu burung.
Sebelumnya Sabtu (28/5), juga terdapat ayam yang mati mendadak milik Wahid warga Jalan Pahlawan, Buntok. Hasil pemeriksaan menunjukan kematian itu diduga juga disebabkan virus flu burung.
Selain dua kejadian itu, ada beberapa kejadian lain, yang tidak dilaporkan. Ayam yang mati mendadak langsung dibuang oleh pemiliknya.
Selain di Barsel, virus flu burung juga diduga telah berjangkit di Kabupaten Gunung Mas, Barito Timur, Murung Raya dan Barito Utara. Total ada sekitar 4.000 ayam yang mati mendadak di seluruh daerah tersebut.
Sekalipun sudah ada ayam mati mendadak dinyatakan tertular virus flu burung, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kalimantan Tengah Tute Lelo menyatakan penyebab sebenarnya masih dalam penelitian.
“Kami belum bisa menyimpulkan penyebab kematian ayam karena terindikasi flu burung. Penyebab kematian semua ayam itu bukan hanya flu burung, tapi bisa juga faktor lain, salah satunya karena perubahan cuaca,” kata Tute.
Tim dinas dan dibantu Balai Penelitian Penyakit Hewan Banjarbaru,
Kalimantan Selatan sudah turun ke lapangan untuk meneliti kejadian itu. Para tenaga ahli itu sudah mendapatkan pelatihan penanganan flu burung dari Badan PBB untuk pangan dan pertanian (FAO).
Ia meminta masyarakat tidak resah dan segera melaporkan ke petugas jika menemukan ayam mati mendadak.
“Kami melakukan penyemprotan cairan disinfektan secara menyeluruh di seluruh wilayah, untuk mencegah penjangkitan virus flu burung,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Barsel Eko Budi Suharto melalui Kasi Kesehatan Hewan Togar S Parulian, di Buntok, kemarin.
Penyemprotan dilakukan ke semua kandang ayam, dan sekeliling rumah di dekat kandang. Kegiatan dimulai dari titik kejadian ayam mati mendadak.
Dari sejumlah kejadian ayam mati mendadak di Barsel, seluruhnya adalah ayam kampung. Belum ada laporan adanya kematian ayam potong di peternakan.
Pada kesempatan itu, Togar meminta warga untuk untuk selalu waspada. Jika ada kejadian unggas mati mendadak, harus segera dilaporkan ke aparat lingkungan terdekat atau petugas dinas peternakan. Warga yang memelihata unggas, baik burung maupun ayam, harus selalu menjaga kebersihan lingkungan dan kandang.
“Masyarakat tidak perlu takut untuk mengonsumsi ayam maupun telur. Karena jika dimasak dengan suhu di atas 60 derajat celcius, virus flu burung akan mati,” tandasnya.
Kematian ayam mendadak di Barsel ditemukan di Jalan Kaladan, Gang Palapa III. Saat itu, Senin (30/5), empat ekor ayam milik Abdul Rahman mati mendadak. Setelah diperiksa dengan menggunakan rapid tes, kematian itu positif disebabkan oleh virus flu burung.
Sebelumnya Sabtu (28/5), juga terdapat ayam yang mati mendadak milik Wahid warga Jalan Pahlawan, Buntok. Hasil pemeriksaan menunjukan kematian itu diduga juga disebabkan virus flu burung.
Selain dua kejadian itu, ada beberapa kejadian lain, yang tidak dilaporkan. Ayam yang mati mendadak langsung dibuang oleh pemiliknya.
Selain di Barsel, virus flu burung juga diduga telah berjangkit di Kabupaten Gunung Mas, Barito Timur, Murung Raya dan Barito Utara. Total ada sekitar 4.000 ayam yang mati mendadak di seluruh daerah tersebut.
Sekalipun sudah ada ayam mati mendadak dinyatakan tertular virus flu burung, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kalimantan Tengah Tute Lelo menyatakan penyebab sebenarnya masih dalam penelitian.
“Kami belum bisa menyimpulkan penyebab kematian ayam karena terindikasi flu burung. Penyebab kematian semua ayam itu bukan hanya flu burung, tapi bisa juga faktor lain, salah satunya karena perubahan cuaca,” kata Tute.
Tim dinas dan dibantu Balai Penelitian Penyakit Hewan Banjarbaru,
Kalimantan Selatan sudah turun ke lapangan untuk meneliti kejadian itu. Para tenaga ahli itu sudah mendapatkan pelatihan penanganan flu burung dari Badan PBB untuk pangan dan pertanian (FAO).
Ia meminta masyarakat tidak resah dan segera melaporkan ke petugas jika menemukan ayam mati mendadak.
Sumber : BorneoNews.com
0 komentar:
Posting Komentar