Suatu waktu ketika hari pembalasan tiba, Malaikat menanti para manusia yang akan digilirkan dalam penghisaban untuk masuk ke surga atau neraka. Mereka datang dengan sendiri-sendiri dan ada juga yang berkelompok-kelompok sesuai dengan jamaahnya. Sebelum mereka masuk untuk dihisab Malaikat bertanya kepada setiap manusia, “hai Kamu dari jama’ah mana?” saya jamaah A pak Malaikat, jawab manusia. “ya silahkan masuk lewat pintu sini…” kata malaikat.
Malaikat terus mengabsen para manusia, ada dari jamaah A, B, C dan sebagainya, hingga sampailah pada seseorang manusia yg datang seorang diri.
Malaikat kemudian bertanya, “hai manusia, kamu dari jamaah mana?”
Manusia itu menjawab :”saya tidak dari jamaah mana-mana pak malaikat, saya seorang diri saja”
Malaikat :”loh?? kenapa begitu? kenapa kamu tidak masuk jamaah A, B, C atau lainnya??
Manusia : “Tadinya aku berada di jamaah A, Aku diberikan pendidikan keislaman dari jamaah A, tapi aku merasa ada yang tidak cocok dengan jamaah A. para qiyadah di jamaah A, sudah tidak berada pada jalan dakwah yang benar. Sangat berbeda dengan Rasulullah. dan akhirnya saya keluar deh dari jamaah A yang membesarkan saya”
Malaikat : “terus kenapa kamu tidak masuk jamaah B?”
Manusia : “saya kurang suka dengan jamaah B, cara berdakwahnya kurang saya minati, orang-orangnya juga saya tidak suka”
Malaikat : “jamaah C?”
manusia : “walaupun mengikuti Al qur’an dan hadits tapi ga seluruhnya.. anggotanya juga banyak yg mengecewakan saya”
Malaikat : “(bergumam : set dah ini manusia, dia pikir jamaah-jamaah itu jamaah malaikat kali ya?”)
Malaikat : “Terus apa yang kamu lakukan seorang diri? bagaimana amal-amal harian kamu dengan seorang diri? bagaimana dakwah yang kamu lakukan dengan seorang diri? Ada berapa orang yang kamu dapati kemudian kamu menyeru kebaikan kepada mereka dan mereka mengikuti? Sadarkah ketika Engkau berada seorang diri kemudian dihadapkan kepada perbuatan maksiat? sadarkah kau bahwa srigala lebih leluasa dan lebih berani memakan domba yang sendirian?”. “Hai Manusia… kalian itu Jamaah Manusia, bukan jamaah malaikat seperti kami yang tidak ada khilaf, salah dan dosa. Jangan engkau banding-bandingkan apalagi disama-samakan qiyadah dalam jamaah kalian dengan Rasulullah SAW. Jangankan menyamai Rasulullah SAW, mendekati amalan-amalan para sahabat saja mungkin belum bisa.”
Malaikat :”kalian itu jamaah manusia, bukan jamaah malaikat. kalian itu jamaah manusia, salah sedikit tidak mengapa karena kalian itu manusia bukan malaikat. Allah saja Maha Pemaaf, masa kamu tidak bisa memaafkan saudara-saudara kalian?? kemudian apakah amal-amal mu lebih baik dari saudara-saudara kalian? kemudian apakah ketika kamu yg memimpin bisa lebih baik dari saudara-saudara kalian”
Manusia : “gitu ya pak malai?!?!?! hiks…hiks…hiks… iya saya sangat menyesal pak malai… ;(”
***
Al Wafa secara bahasa bisa diartikan kesetiaan, loyalitas, keikhlasan, amanah. Namun, jika diartikan secara sederhana adalah “Kacang Tidak Lupa Kulitnya”
Makna Al Wafa yang lain adalah menepati janji. Semisal akad jual beli, akad nikah, akad dengan saudara kita, akad dijalan dakwah dan sebagainya.
itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.; sesungguhnya Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah (Al Isro : 34)
Salah satu ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah orang yang memenuhi janjinya. Orang yang wafa dan orang yang bertakwa sudah pasti orang yang mukmin (arkanul iman), muslim (arkanul islam) dan muhsin (selalu berbuat baik).
Ingat-ingatlah janji kita :
- Kepada Allah SWT
- Kepada Rasulullah SAW
- Sudahkah kita selalu memenuhi janji kita kepada Allah, yang sederhana saja, apakah ketika panggilan Allah berkumandang apakah kita selalu tepat waktu berjamaah di masjid?
- janji kepada gerakan da’wah yang kita aktif didalamnya.
- dimanapun kita berada, dalam jamaah apapun kesetiaan harus tetap di munculkan. Jangan bandingkan Rasulullah dengan Ikhwah-ikhwah kita.
- janji kepada teman sejawat
- dan sebagainya..
“Ya Allah Kuatkanlah Gantunganku hanya pada-Mu saja, tidak dengan Manusia”
Wallahualam.
0 komentar:
Posting Komentar