Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan NU akan menjaga hubungan baik dengan semua kelompok. Demikian pula terhadap pemerintah, NU akan mendukung jika memberi manfaat kepada rakyat dan mengkritik jika kebijakan pemerintah salah.
“Dalam ajaran Islam, kita dilarang bermusuhan, kecuali kepada yang dholim, semua adalah keluarga,” katanya ketika menerima rombongan kunjungan dari Gereja Mormon Amerika Serikat di gedung PBNU, Jum’at (20/5).
Ia juga menjelaskan, NU sebagai kelompok mayoritas selalu melindungi jika ada kelompok agama lain yang didholimi oleh kelompok lain. “NU berusaha membela dan menengahi konflik agama,” katanya.
Banser NU, sebagai barisan anak muda NU, selalu membantu menjaga gereja jika menjelang Natal. Terakhir, NU menjadi mediator dalam konflik agama di Bekasi. Keterlibatan NU dalam upaya menjalin perdamaian tidak hanya dilakukan di level lokal, tetapi juga level internasional, dengan menyelenggarakan sejumlah pertemuan ulama sedunia atau berkunjung ke daerah-daerah konflik.
Kang Said menegaskan, Islam untuk diamalkan, bukan untuk dikonstitusikan. Ketika agama dipolitisasi, yang terjadi adalah kekerasan agama. Hal ini telah terbukti pada semua agama, baik Islam maupun Kristen.
“Rasulullah mendirikan negara Madinah, bukan negara Islam atau negara Arab, persis seperti Indonesia,” tandasnya.
NU, jelasnya, akan menjaga Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, sebagai negara yang berketuhanan dalam membangun masyarakat bangsa.
Sementara itu David A Bernar pimpinan rombongan yang juga anggota Quarum of the Twelve Aposttles, Salt Lake City Amerika menjelaskan ia sudah pernah datang ke Indonesia ketika terjadi tsunami di Aceh dan memberikan bantuan kemanusaaan kepada korban bencana alam tersebut.
“Kami membantu orang menolong dirinya sendiri dengan memberi mesin jahit dan membangunkan rumah,” katanya.
Ia berharap agar terjalin kerjasama yang lebih erat dengan NU, salah satunya dengan pengiriman mahasiswa ke Amerika, pertukaran pemuda atau kerjasama kemanusiaan lainnya.
Ia juga mengajak kerjasama NU dalam menciptakan perdaamaian dan mengupayakan kebebasan beragama, sebagaimana yang selalu dilakukan melalui konferensi tahunan di Universitas Virginia Amerika yang melibatkan tokoh agama dari seluruh dunia.[nu/mukafi.n]
“Dalam ajaran Islam, kita dilarang bermusuhan, kecuali kepada yang dholim, semua adalah keluarga,” katanya ketika menerima rombongan kunjungan dari Gereja Mormon Amerika Serikat di gedung PBNU, Jum’at (20/5).
Ia juga menjelaskan, NU sebagai kelompok mayoritas selalu melindungi jika ada kelompok agama lain yang didholimi oleh kelompok lain. “NU berusaha membela dan menengahi konflik agama,” katanya.
Banser NU, sebagai barisan anak muda NU, selalu membantu menjaga gereja jika menjelang Natal. Terakhir, NU menjadi mediator dalam konflik agama di Bekasi. Keterlibatan NU dalam upaya menjalin perdamaian tidak hanya dilakukan di level lokal, tetapi juga level internasional, dengan menyelenggarakan sejumlah pertemuan ulama sedunia atau berkunjung ke daerah-daerah konflik.
Kang Said menegaskan, Islam untuk diamalkan, bukan untuk dikonstitusikan. Ketika agama dipolitisasi, yang terjadi adalah kekerasan agama. Hal ini telah terbukti pada semua agama, baik Islam maupun Kristen.
“Rasulullah mendirikan negara Madinah, bukan negara Islam atau negara Arab, persis seperti Indonesia,” tandasnya.
NU, jelasnya, akan menjaga Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, sebagai negara yang berketuhanan dalam membangun masyarakat bangsa.
Sementara itu David A Bernar pimpinan rombongan yang juga anggota Quarum of the Twelve Aposttles, Salt Lake City Amerika menjelaskan ia sudah pernah datang ke Indonesia ketika terjadi tsunami di Aceh dan memberikan bantuan kemanusaaan kepada korban bencana alam tersebut.
“Kami membantu orang menolong dirinya sendiri dengan memberi mesin jahit dan membangunkan rumah,” katanya.
Ia berharap agar terjalin kerjasama yang lebih erat dengan NU, salah satunya dengan pengiriman mahasiswa ke Amerika, pertukaran pemuda atau kerjasama kemanusiaan lainnya.
Ia juga mengajak kerjasama NU dalam menciptakan perdaamaian dan mengupayakan kebebasan beragama, sebagaimana yang selalu dilakukan melalui konferensi tahunan di Universitas Virginia Amerika yang melibatkan tokoh agama dari seluruh dunia.[nu/mukafi.n]
0 komentar:
Posting Komentar