BARITO SELATAN--BN: DEBAT calon bupati Barito Selatan yang diprakarsai Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kemarin, tidak dihadiri ketujuh cabup. Debat yang digelar di aula Hotel Afiat, Buntok, itu hanya dihadiri seorang calon wakil bupati... “Kami menghadirkan seorang sejarawan/buda-yawan terkenal dari Palangkaraya. Artinya maksud dan tujuan penyelenggaraan ini jelas punya makna dan manfaat besar bagi masyarakat dan mahasiswa Barsel,” kata Jhon Kenedy, Ketua Panitia kepada Borneonews. Jhon Kenedy menegaskan acara tersebut bertujuan selain ingin mengetahui program dan komitmen ma-sing-masing calon hingga memutuskan ikut Pemilu Kada Barsel 2011, juga agar masyarakat, khususnya pemilih, bisa bertatap muka langsung dengan calon pemimpin mereka periode 2011-2016. “Terpenting kami sudah mengirimkan undangan kepada mereka (tujuh pasang calon). Sekarang mereka malah tak hadir itu hak masing-masing. Kami sudah menjalankan aspirasi masyarkat yang menginginkan acara ini terselenggara,” jelas mahasiswa STAIS Ma’Arif Buntok itu. Meski tidak dihadiri pasangan calon bupati, panitia tetap menyelenggarakan debat kandidat itu, dengan seorang calon wakil bupati, Ahmad Rasyid. Bahkan mahasiswa tak kalah gencar melontarkan pertanyaan, yang intinya seputar rencana pembangunan yang baik bagi Barsel, teknik dan peluang peningkatan PAD (pendapatan asli daerah) dan kiat meningkatkan APBD Barsel, agar bisa mengakomodir belanja publik, tak hanya belanja pegawai. Ia mengakui PMII kecewa kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Barsel yang tak melibatkan mereka dalam acara debat kandidat selama tiga hari yang diselenggarakan KPU setempat di GBU Jaro Pirarahan, Buntok. Padahal mereka sudah meng-ajukan proposal menawarkan kerjasama acara tersebut. Menurut Jhon Kenedy, alasan KPU menolak karena dalam aturan perundangan yang mereka pegang tak dibolehkan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga, seperti dari kalangan mahasiswa. “Kami tidak masalah tak dilibatkan sebagai penyelenggara. Tapi waktu kami minta sebagai salah satu kelompok yang ikut melontarkan pertanyaan, juga ditolak dengan alasan cukup dilakukan oleh tiga panelis. Ini yang membuat kami kecewa makanya kami selenggarakan sendiri acara debat kandidat,” jelasnya. Namun, ternyata penyelenggaraan debat kandidat yang digelar KPU Barsel justru bekerjasama dengan pihak ketiga yakni sebuah televisi lokal Kalteng. Hingga, Rabu (20/4) malam, debat kandidat calon bupati/calon wakil bupati Pemilu Kada Barsel yang diselenggarakan KPU setempat sudah memasuki tahap akhir, yakni menampilkan sekaligus tujuh pasang calon bupati/calon wakil bupati. Tahapan Pemilu Kada Barsel sendiri telah memasuki masa kampanye, kemarin, yang dibuka pasangan nomor urut 4, Wafi (Wartiah-Sofiansyah). Sedangkan kampanye tujuh pasang calon digelar di kecamatan daerah hilir dan hulu kota Buntok. (ED/I-2) “Belum ada laporan pelanggaran sampai hari kedua masa kampanye ini. Pelanggaran biasanya melibatkan anak-anak dan PNS dalam kampanye,” kata Hamzah, anggota Panwaslu Pemilu Kada Barsel, disela acara debat kandidat diselenggarakan PMII Barsel di Hotel Afiat Buntok, kemaren siang. (ED/I-2) |
0 komentar:
Posting Komentar