Lumajang - Momentum perayaan Milad ke-13 PKS dimanfaatkan untuk saling mengingatkan bahaya gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dan tidak mudah terkena bujuk rayu, Minggu (24/4/2011).
NII dikenal melakukan perekrutan di kalangan generasi muda bangsa, terutama dari kalangan mahasiswa dengan modus pencucian otak. Ketua DPD PKS Lumajang H Imam Rofiq mengaku, gerakan NII patut diwaspadai.
"Lagi-lagi gerakan ini seperti menafikan keberadaan NKRI. Dan gerakan ini diantara kelompok lainnya yang sangat membahayakan. Terutama, seperti yang banyak dilansir media, bahwa gerakan ini telah merambah ke kalangan generasi muda di kampus yang notabene merupakan kalangan intelektual," kata Imam Rofiq.
Dia mengaku, gerakan NII ini sengaja mencari mangsa dari kalangan mahasiswa atau kelompok intelektual karena dianggap memiliki wawasan yang luas.
"Orang awam itu wawasannya tidak luas. Mereka tidak memiliki ambisi-ambisi yang tinggi. Kalau dari kalangan kampus atau akademisi, notabene memiliki wawasan luas. Meski formulasinya tidak positif dan mengalami kebimbangan akan cita-cita dan ambisinya yang tinggi. Maka, kalangan inilah yang mudah terpengaruh dan direkrut," ungkapnya.
Meski begitu pihaknya memprediksi gerakan seperti ini tidak akan panjang umurnya. Pasalnya, gerakan itu tidak terumuskan dengan pola yang baik.
"Bayangkan, gerakan NII ini merekrut kader hanya dengan dibai'at saja. Hal itu tidak akan berdampak panjang. Saya yakin gerakan seperti ini, hanya dilakukan karena pelampiasan-pelampiasan kepentingan sementara, baik politik atau lainnya saja," tegasnya.
Pihaknya pun akan melakukan antisipasi penyebaran NII ke kampus-kampus di Lumajang. "Di Lumajang ada 7 perguruan tinggi swasta yang patut digandeng sebagai mitra. Agar kemungkinan-kemungkinan merambahnya gerakan ini bisa kita tangkal. Kalau generasi muda pikiranya tidak terformat dengan baik, maka kemungkinan terpengaruh itu memang sangat besar," jelasnya. (detik.com)
NII dikenal melakukan perekrutan di kalangan generasi muda bangsa, terutama dari kalangan mahasiswa dengan modus pencucian otak. Ketua DPD PKS Lumajang H Imam Rofiq mengaku, gerakan NII patut diwaspadai.
"Lagi-lagi gerakan ini seperti menafikan keberadaan NKRI. Dan gerakan ini diantara kelompok lainnya yang sangat membahayakan. Terutama, seperti yang banyak dilansir media, bahwa gerakan ini telah merambah ke kalangan generasi muda di kampus yang notabene merupakan kalangan intelektual," kata Imam Rofiq.
Dia mengaku, gerakan NII ini sengaja mencari mangsa dari kalangan mahasiswa atau kelompok intelektual karena dianggap memiliki wawasan yang luas.
"Orang awam itu wawasannya tidak luas. Mereka tidak memiliki ambisi-ambisi yang tinggi. Kalau dari kalangan kampus atau akademisi, notabene memiliki wawasan luas. Meski formulasinya tidak positif dan mengalami kebimbangan akan cita-cita dan ambisinya yang tinggi. Maka, kalangan inilah yang mudah terpengaruh dan direkrut," ungkapnya.
Meski begitu pihaknya memprediksi gerakan seperti ini tidak akan panjang umurnya. Pasalnya, gerakan itu tidak terumuskan dengan pola yang baik.
"Bayangkan, gerakan NII ini merekrut kader hanya dengan dibai'at saja. Hal itu tidak akan berdampak panjang. Saya yakin gerakan seperti ini, hanya dilakukan karena pelampiasan-pelampiasan kepentingan sementara, baik politik atau lainnya saja," tegasnya.
Pihaknya pun akan melakukan antisipasi penyebaran NII ke kampus-kampus di Lumajang. "Di Lumajang ada 7 perguruan tinggi swasta yang patut digandeng sebagai mitra. Agar kemungkinan-kemungkinan merambahnya gerakan ini bisa kita tangkal. Kalau generasi muda pikiranya tidak terformat dengan baik, maka kemungkinan terpengaruh itu memang sangat besar," jelasnya. (detik.com)
0 komentar:
Posting Komentar