05.56
Abu Jundi
Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai pernyataan Sri Mulyani yang menganggap mayoritas rakyat Indonesia lebih memilih partai nasionalis daripada partai berasas agama menunjukkan ketidaktahuan terhadap sejarah politik Indonesia.
"Pandangan polarisasi partai nasional dengan Islam seperti yang dia ungkapkan itu menunjukkan ketidakpahamannya terhadap landscape politik Indonesia," ungkap Wasekjen DPP PKS, Mahfudz Siddiq, kepada INILAH.COM, Sabtu (16/7/2011).
Sebab, lanjut Mahfudz, realitas politik membuktikan pentingnya peran partai Islam disepanjang sejarah Indonesia. "Sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini, realitas politik kita masih menunjukkan eksistensi partai-partai Islam," ujarnya.
Bahkan, sepanjang sejarah politik Indonesia itu pula partai Islam selalu menjadi bagian dari konstelasi pemerintahan melalui koalisi partai.
"Hampir setiap periode pemerintahan Indonesia, bisa dipastikan partai Islam ada di dalamnya, baik sebagai penguasa maupun mitra koalisi, ini sejarah yang tak terbantah," tegas Mahfudz.
"Pandangan polarisasi partai nasional dengan Islam seperti yang dia ungkapkan itu menunjukkan ketidakpahamannya terhadap landscape politik Indonesia," ungkap Wasekjen DPP PKS, Mahfudz Siddiq, kepada INILAH.COM, Sabtu (16/7/2011).
Sebab, lanjut Mahfudz, realitas politik membuktikan pentingnya peran partai Islam disepanjang sejarah Indonesia. "Sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini, realitas politik kita masih menunjukkan eksistensi partai-partai Islam," ujarnya.
Bahkan, sepanjang sejarah politik Indonesia itu pula partai Islam selalu menjadi bagian dari konstelasi pemerintahan melalui koalisi partai.
"Hampir setiap periode pemerintahan Indonesia, bisa dipastikan partai Islam ada di dalamnya, baik sebagai penguasa maupun mitra koalisi, ini sejarah yang tak terbantah," tegas Mahfudz.
Dalam wawancara khusus dengan wartawan Charlie Rose yang disiarkan Bloomberg TV, pada 5 Juli 2011, yang transkrip wawancaranya dimuat di Srimulyani.Net, Sri Mulyani mengatakan bahwa mayoritas umat Islam di Indonesia lebih memilih partai beraliran nasionalis. [mah]
Posted in: Berita
0 komentar:
Posting Komentar