Tifatul : Da'i Harus Melek Teknologi Informasi
Dakwah bisa dilaksanakan melalui situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Karena itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, mengimbau kepada para dai di Sumatera Barat agar melek terhadap teknologi informasi (TI).
PKS Pernah Kembalikan 'Titipan' di DPR Rp2 Miliar
Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq menceritakan, 'titipan' ini biasanya diberikan ke anggota dewan Fraksi PKS saat menggelar rapat pembahasan Rancangan Undang-Undang termasuk dalam kunjungan kerja komisi ke daerah. "Total yang diserahkan ke KPK Rp2 miliar, macam-macam (bentuknya uang dan barang) tahun 2005-2009. Itu masuk gratifikasi yang harus dikembalikan," kata Mahfudz saat berbincang dengan wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/5/2011).
Demokrat Bisa Belajar dari PKS
Partai Demokrat bisa belajar dari PKS dalam menuntaskan kasus dugaan korupsi yang kini menjerat kadernya. Berbeda dengan PKS yang bertindak rapi, cepat dan sigap, justru Partai Demokrat babak belur karena tidak cepat bertindak dan mencoreng citranya.
WS Rendra: “Satu-satunya harapan bangsa ini adalah PKS”
WS Rendra (Willibrordus Surendra Bawana Rendra) seorang penyair dan budayawan terbesar negeri ini sebelum meninggal dunia beliau menyampaikan pesan kepada sahabatnya, Chaerul Umam, seorang sutradara kawakan: “Satu-satunya harapan bangsa ini adalah PKS”.
PKS, Pancasila, dan Maqasid Syariah
Pada Munas II di Jakarta tahun 2010 lalu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sebagai satu-satunya partai yang secara eksplisit menjadikan Tauhid sebagai falsafah organisasi, resmi memproklamirkan finalisasi Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila, merupakan dasar negara yang difungsikan sebagai sumber dasar hukum negara dan sumber tertib tata hukum dan urutan perundang-undangan Indonesia yang ditegaskan dalam TAP MPR II/MPR/2000.
PKS Optimistis Rebut Tiga Besar di 2014
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menyatakan siap lepas landas merebut tiga besar nasional pada Pemilihan Umum 2014. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta usai memberi pengarahan dalam Musyawarah Kerja Wilayah PKS Kalimantan Selatan di Banjarmasin.
Sabtu, 30 April 2011
Puncak Milad PKS ke-13 di Mesir; PIP PKS Mesir Keluarkan Deklarasi Kairo
Kehumasan dan Media Miliki Landasan Shiroh
Menkominfo: Laporkan Situs Penyebar Terorisme
“Kalau sifatnya menghasut, laporkan saja. Kalau ditemukan sejauh ini kita sudah melakukan pemblokiran,” ujar Menkominfo Tifatul Sembiring di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (29/4/2011).
Menurutnya, situs-situs yang mengajarkan terorisme tersebut biasanya dibuat oleh pihak dari luar negeri. Tifatul menegaskan bahwa pihaknya akan menindak para pembuat situs tersebut jika diketahui menyebarkan kebencian dan teror.
“Kalau sifatnya menyebarkan kebencian, melakukan sesuatu yang agitasi (propaganda),” Itu kita tutup. Ada dasarnya,” pungkasnya. [mvi]
NII Sekarang Berbeda dengan NII SM Kartosuwirjo
NII saat ini memang bersumber pada gerakan yang sama, karena ada salah satu tokoh NII Kartosuwirjo yang berperan di NII saat ini.
Demikian disampaikan Juru Bicara Jamaah Asharut Tauhid (JAT) Jawa Timur, Dzulqurnain. Bahkan Dzul, sapaan Dzulqurnain, lebih menuding gerakan ini adalah bagian dari skenario intelijen.
"NII saat ini adalah gerakan Intelijen, termasuk dengan cuci otak. Karena itu (cuci otak-red) hanyalah istilah dari intelijen," kata Dzulqornain kepada okezone, Jumat (29/4/2011).
NII dahulu sudah hilang di bumi Indonesia pasca ditumpas karena mengancam NKRI dengan pendirian negara Islam. Sejak saat itu, secara lembaga, Institusi dan Personelnya NII sudah lenyap. Namun ideologi NII masih ada di bumi pertiwi ini.
"Meski sudah hilang tapi ideologinya masih hidup hingga saat ini. Dimana Ideologi tersebut adalah menginginkan terbentuknya negara yang berdasarkan Syariat Islam," tambah Dzul.
Dia menceritakan, munculnya NII saat ini adalah bermula dari pengkhianatan seorang tokoh NII SM Kartosuwirjo bernama Jaelani. Jaelani sendiri merupakan orang kepercayaan dari SM Kartosuwiryo.
Jaelani kemudian berkolaborasi untuk pembusukan NII Kartosuwiryo dengan Ali Moertopo, tokoh Intelijen. Saat itu, NII dibawah pimpinan Kartosuwiryo dapat ditumpas karena dianggap makar terhadap pemerintahan yang sah.
"NII saat ini ada adalah ciptaan kedua orang itu yang kemudian memunculkan tokohnya bernama Panji Gumilang yang merupakan tokoh di Ponpes Al-Zaitun,Indramayu yang kemudian disebut-sebut sebagai NII," ungkapnya. Padahal, kata Dzul, ponpes tersebut hanyalah boneka. Dan pihak kepolisian sudah tahu akan skenario tersebut.
“Tidak ada yang tidak terkonsep dalam sebuah tujuan, dan cuci otak ini tidak lepas dari sebuah pekerjaan intelijen. Tujuannya adalah untuk menekuk siapapun yang tergabung dalam NII dapat ditumpas, otomatis meningkatkan pencitraan," katanya.
Celakanya, NII hasil sepak terjang Intelijen itu menjadi bumerang bagi pemerintah. “Yang paling ditakutkan adalah, NII ini akan bermetafora dan menjadi sebuah jaringan yang mengakar ke Alqaidah. Dan itu akan terjadi jika tidak segera dilakukan antisipasi dini,” ujarnya.
Jumat, 29 April 2011
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan Raih Award Perencanaan Pembangunan Nasional
Penyerahan penghargaan tersebut diberikan dalam acara pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Nasional di Jakarta, Kamis (28/4/2011) sekitar pukul 08.30 WIB.
Penghargaan itu diketahui berdasarkan pidato Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida S Alisyahbana. Penghargaan diberikan secara simbolis melalui penyerahan Buku Panduan Penyelenggaraan Pemerintahan Tahun 2011 dari Presiden RI. [inilah/ismed/gin]
Kamis, 28 April 2011
Mengenal Ciri-Ciri Gerakan NII
- Dalam mendakwahi calonnya, mata sang calon ditutup rapat, dan baru akan dibuka ketika mereka sampai ke tempat tujuan.
- Para calon yang akan mereka dakwahi rata-rata memiliki ilmu keagamaan yang relatif rendah, bahkan dapat dibilang tidak memiliki ilmu agama. Sehingga, para calon dengan mudah dijejali omongan-omongan yang menurut mereka adalah omongan tentang Dinul Islam. Padahal, kebanyakan akal merekalah yang berbicara, dan bukan Dinul Islam yang mereka ungkapkan.
- Calon utama mereka adalah orang-orang yang memiliki harta yang berlebihan, atau yang orang tuanya berharta lebih, anak-anak orang kaya yang jauh dari keagamaan, sehingga yang terjadi adalah penyedotan uang para calon dengan dalih demi dakwah Islam. Tetapi semua itu, hanya sebagai alat (sarana) untuk menyedot uang.
- Pola dakwah yang relatif singkat, hanya kurang lebih tiga kali pertemuan, setelah itu, sang calon dimasukkan ke dalam keanggotaan mereka. Sehingga, yang terkesan adalah pemaksaan ideologi, bukan lagi keikhlasan. Dan, rata-rata, para calon memiliki kadar keagamaan yang sangat rendah. Selama hari terakhir pendakwahan, sang calon dipaksa dengan dijejali ayat-ayat yang mereka terjemahkan seenaknya, hingga sang calon mengatakan siap dibai'at.
- Ketika sang calon akan dibai'at, dia harus menyerahkan uang yang mereka namakan dengan uang penyucian jiwa. Besar uang yang harus diberikan adalah Rp 250.000 ke atas. Jika sang calon tidak mampu saat itu, maka infaq itu menjadi hutang sang calon yang wajib dibayar.
- Tidak mewajibkan menutup aurat bagi anggota wanitanya dengan alasan kahfi.
- Tidak mewajibkan shalat lima waktu bagi para anggotanya dengan alasan belum futuh (masih fatrah Makkah). Padahal, mereka mengaku telah berada dalam Madinah. Seandainya mereka tahu bahwa selama di Madinah-lah justru Rasulullah saw. benar-benar menerapkan syari'at Islam.
- Sholat lima waktu mereka ibaratkan dengan doa dan dakwah. Sehingga, jika mereka sedang berdakwah, maka saat itulah mereka anggap sedang mendirikan shalat.
- Shalat Jum'at diibaratkan dengan rapat/syuro. Sehingga, pada saat mereka rapat, maka saat itu pula mereka anggap sedang mendirikan shalat Jum'at.
- Untuk pemula, mereka diperbolehkan shalat yang dilaksanakan dalam satu waktu untuk lima waktu shalat.
- Infaq yang dipaksakan per periode (per-bulan), sehingga menjadi hutang yang wajib dibayar bagi yang tidak mampu berinfaq.
- Adanya qiradh (uang yang dikeluarkan untuk dijadikan modal usaha)yang diwajibkan walaupun anggota tak memiliki uang, bila perlu berhutang kepada kelompoknya. Pembagian bagi hasil dari qiradh yang mereka janjikan tak kunjung datang. Jika diminta tentang pembagian hasil bagi itu, mereka menjawabnya dengan ayat Al Qur'an sedemikian rupa sehingga upaya meminta bagi hasil itu menjadi hilang.
- Zakat yang tidak sesuai dengan syari'at Islam. Takaran yang terlalu melebihi dari yang semestinya. Mereka menyejajarkan sang calon dengan sahabat Abu Bakar dengan menafikan syari'at yang sesungguhnya.
- Tidak adanya mustahik di kalangan mereka, sehingga bagi mereka yang tak mampu makan sekalipun, wajib membayar zakat/infaq yang besarnya sebanding dengan dana untuk makan sebulan. Bahkan, mereka masih saja memaksa pengikutnya untuk mengeluarkan 'infaq'. Padahal, pengikutnya itu dalam keadaan kelaparan.
- Belum berlakunya syari'at Islam di kalangan mereka, sehingga perbuatan apapun tidak mendapatkan hukuman.
- Mengkafirkan orang yang berada di luar kelompoknya, bahkan menganggap halal berzina dengan orang di luar kelompoknya.
- Manghalalkan mencuri/mengambil barang milik orang lain.
- Menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan, seperti menipu/berbohong, meskipun kepada orang tua sendiri.
Rabu, 27 April 2011
Kader PKS Diimbau Waspada Bahaya NII
NII dikenal melakukan perekrutan di kalangan generasi muda bangsa, terutama dari kalangan mahasiswa dengan modus pencucian otak. Ketua DPD PKS Lumajang H Imam Rofiq mengaku, gerakan NII patut diwaspadai.
"Lagi-lagi gerakan ini seperti menafikan keberadaan NKRI. Dan gerakan ini diantara kelompok lainnya yang sangat membahayakan. Terutama, seperti yang banyak dilansir media, bahwa gerakan ini telah merambah ke kalangan generasi muda di kampus yang notabene merupakan kalangan intelektual," kata Imam Rofiq.
Dia mengaku, gerakan NII ini sengaja mencari mangsa dari kalangan mahasiswa atau kelompok intelektual karena dianggap memiliki wawasan yang luas.
"Orang awam itu wawasannya tidak luas. Mereka tidak memiliki ambisi-ambisi yang tinggi. Kalau dari kalangan kampus atau akademisi, notabene memiliki wawasan luas. Meski formulasinya tidak positif dan mengalami kebimbangan akan cita-cita dan ambisinya yang tinggi. Maka, kalangan inilah yang mudah terpengaruh dan direkrut," ungkapnya.
Meski begitu pihaknya memprediksi gerakan seperti ini tidak akan panjang umurnya. Pasalnya, gerakan itu tidak terumuskan dengan pola yang baik.
"Bayangkan, gerakan NII ini merekrut kader hanya dengan dibai'at saja. Hal itu tidak akan berdampak panjang. Saya yakin gerakan seperti ini, hanya dilakukan karena pelampiasan-pelampiasan kepentingan sementara, baik politik atau lainnya saja," tegasnya.
Pihaknya pun akan melakukan antisipasi penyebaran NII ke kampus-kampus di Lumajang. "Di Lumajang ada 7 perguruan tinggi swasta yang patut digandeng sebagai mitra. Agar kemungkinan-kemungkinan merambahnya gerakan ini bisa kita tangkal. Kalau generasi muda pikiranya tidak terformat dengan baik, maka kemungkinan terpengaruh itu memang sangat besar," jelasnya. (detik.com)
Sering Dihantam, PKS Makin Dewasa
Demikian disampaikan Wakil Ketua DPP PKS Bidang Wilda Banjabar, Yudi Widiana Adia, saat berorasi di depan ribuan massa di lapangan Tegallega, Bandung dalam rangka perayaan Milad PKS ke-13, Ahad (24/4). Menurut Yudi, antusiasme kader dan simpatisan di berbagai daerah di Indonesia menyambut Milad PKS, membuktikan PKS solid dan memiliki pola kaderisasi yang terus berjalan.
Betapapun, keberadaan PKS pun telah memberikan kontribusi pada masyarakat, khususnya Jawa Barat terkait pendidikan politik. Di usianya yang ke-13, PKS sudah tumbuh menjadi partai yang diperhitungkan dalam perpolitikan di Tanah Air.
"Saya harap PKS sebagai salah satu partai politik yang ada, bisa semakin berperan dalam berpartisipasi membangun Jawa Barat khususnya dan Indonesia umumnya," ujar Yudi.
Iapun berharap, PKS Jawa Barat bisa mempertahankan kemenangan pada pemilihan gubernur yang akan datang. Dinamika dan tantangan yang menghadang PKS, kata Yudi akan membuat partai ini semakin besar dan dewasa.
"Aneka dinamika dan tantangan datang silih berganti, hal ini justru akan menambah kedewasaan PKS untuk tumbuh berkembang sebagai partai besar di Indonesia," ungkapnya.
Selain Heryawan dan Yudi, pada milad tersebut hadir pula Ketua TP PKK Jabar, Netty Heryawan, Ketua DPW PKS Jawa Barat H. Tate Qomaruddin, Lc., Ketua Fraksi PKS DPRD Provinsi Jawa Barat Ir. Ridho Budiman Utama, pengurus DPD Partai Golkar Jawa Barat, dan para tamu undangan lainnya.
PKS Prihatin Peredaran Narkoba
“Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena Kalimantan Selatan adalah daerah religius,” kata Aboe Bakar Al Habsy, anggota DPR asal PKS, kemarin (24/04).
Kemal Stamboel, Tak Cari Kerja di DPR
Lelaki kelahiran Malang tahun 1949 itu memang menghabiskan hampir separuh hidupnya untuk bekerja di lembaga konsultan pengawas keuangan. Ia juga malang melintang di sejumlah lembaga dan badan usaha milik negara serta lembaga swadaya masyarakat. Kemal pernah bekerja sebagai Presiden Direktur Pricewaterhouse Coopers Consulting Indonesia dan Country Leader IBM Business Consulting Indonesia selama 25 tahun.
Kemal juga pernah menjadi anggota Dewan Pengawas Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias selama lima tahun. Ia juga pernah ditunjuk menjadi Wakil Ketua Pelaksana Dewan Teknologi, Informasi, dan Telekomunikasi Nasional. Pada waktu yang bersamaan Kemal dipercaya untuk menjadi komisaris beberapa BUMN dan perusahaan swasta.
Ia juga aktif sebagai Dewan Penyantun Masyarakat Transparansi Indonesia, Ketua Yayasan WWF Indonesia, Dewan Penasihat Yayasan Cahaya Guru, dan sejumlah yayasan lain yang bergerak di bidang sosial dan kesejahteraan masyarakat. Nama Kemal dikenal sebagai mantan Presiden Indonesia Financial Association, anggota Komite Nasional Kebijakan Governance, pendiri Indonesia-German Circle, dan pendiri Indonesia Institute for Good Governance.
Jika dilihat dari kemampuan ekonomi, Kemal tergolong mapan. Pekerjaan yang dijalani selama puluhan tahun cukup membuat kehidupannya berkecukupan. Lalu, mengapa ia kemudian memilih menjadi anggota DPR?
Rupanya, Kemal masih ingin mencari kepuasan lain dengan mengabdi kepada masyarakat dengan jalan menjadi wakil rakyat. ”Intinya, saya ingin menangkap aspirasi rakyat untuk kemudian mengkristalkan dalam bentuk undang-undang,” tuturnya.
Selain itu, Kemal juga ingin menyumbangkan pikiran dan gagasannya untuk kemajuan bangsa. Pengalaman pekerjaan serta aktivitasnya di berbagai lembaga pengabdian masyarakat dijadikannya modal untuk bekerja sebagai wakil rakyat.
Setelah dilantik menjadi anggota DPR pada tahun 2009, Kemal sempat menjabat sebagai Ketua Komisi I yang membawahkan bidang pertahanan dan keamanan. Namun, pada pertengahan Agustus 2010 Fraksi PKS memutuskan untuk memindahkan Kemal dari Komisi I ke Komisi XI yang menangani masalah keuangan.
Meski dicopot dari jabatan Ketua Komisi I, Kemal tak berhenti berkiprah. Ia justru menjadi lebih fokus mengawasi masalah keuangan negara serta perjuangan memerangi korupsi di Indonesia.
Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Barat 11 itu tak datang ke Senayan dengan pikiran kosong. Kemal punya cita-cita menciptakan politik demokrasi yang berimbang dalam keterwakilan yang benar-benar menjadi penyambung seluruh aspirasi rakyat untuk memajukan bangsa. (NTA)
*)sumber: KOMPAS cetak (27/4/11)
PKS Kutuk Rencana Beach Party Fashion di Lagoi
Selasa, 26 April 2011
HANYA PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI DARI PASANGAN WAFI YANG BERANI MEMAPARKAN PROGRAM YANG JELAS DAN DAPAT DI PERTANGGUNG JAWABKAN.
Adapun visi yang disampaikan oleh pasangan Wafi untuk lima tahun ke depan (2011-2016 ) adalah “TERWUJUDNYA MASYRAKAT YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT “.
Penetapan Visi tersebut diatas didasari pada keinginan yang kuat dengan bersama-sama seluruh komponen masyarakat Barito Selatan untuk mencapai tingkat pembangunan yang dapat memberikan kesejahteraan yang adil merata serta mendambakan untuk terwujudnya peningkatan kualitas pembangunan sumber daya manusia dengan dilandasi oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan keyakinan Masing-masing.
Misi pasangan WAFI adalah :
1. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dengan memaksimalkan pengelolaan potensi sumber daya yang efektif dan efesien dengan berorientasi kerakyatan dan berkelanjutan.
2. Mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah dengan mengembangkan model ekonomi kerakyatan (pertanian dalam arti luas, agro industry, agro bisnis dan pertambangan).
3. Mewujudkan kondisi kehidupan masyarakat Kabupaten Barito Selatan yang aman, nyaman dan tertib serta kehidupan politik yang demokratis.
4. Mewujudkan Kabupaten Barito Selatan sebagai daerah Transit, perdagangan dan kawasan wisata di daerah aliran sungai Barito (DAS) Barito dan Kalimantan Tengah.
5. Mewujudkan infrastruktur dasar yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
6. Mewujudkan masyarakat yang sehat, berpengetahuan, berahlak mulia dan berbudi pekerti yang baik serta beriman dan bertaqwa.
7. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa dengan tingkat pelayanan prima dan terbaik.
8. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta kehidupan politik yang demokratis.
9. Mewujudkan perbaikan system bantuan keuangan/subsidi, perlindungan social dan penanggulangan/pengentasan masyarakat miskin. Adalah meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat melalui pemberian beasiswa, pendidikan gratis dan pelayanan kesehatan Gratis bagi keluarga
tidak mampu, meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyrakat untuk berusaha.
10. Mewujudkan peran dan kualitas pemuda dalam pembanguan, peningkatan prestasi olah raga, memberdayakan organisasi kepemudaan, penumbuhan jiwa wiraswasta.
Pasangan WAFI tidak melakukan perubahan, karena pembangunan dan program pemerintah yang sudah berjalan saat ini sudah baik dan sangat dirasakan masyarakat. Pemerintahan WAFI yang akan datang hanya akan MELANJUTKAN, MENERUSKAN DAN MENINGKATKAN pembanguan yang sudah ada, alasannya apabila kita melakukan perubahan berarti pemerintahan yang baru bergerak dari nol lagi, sementara program yang sudah baik saat ini akan tidak di gunakan lagi. Hal ini akan membawa Barito Selatan kearah yang tidak jelas apakah akan lebih baik ataukah sebaliknya. Dan yang tidak kalah penting bahwa Pasangan WAFI 2011-2016 mempunyai 9 Program Unggulan yang siap untuk dipertanggung jawabkan kepada Masyarakat Barito Selatan. Yaitu:
1. Sekolah Gratis SD, SLTP dan SLTA (Gratis Pakaian Seragam, Sepatu, Tas,
Buku dan kelengkapan sekolah lainnya selama 5 tahun). Dengan dasar
Sesuai amanat UU pendidikan No.20 thn 2003 bahwa dana Pendidikan adalah
20%.
2. Program Bedah Desa sebagai percepatan pembanguan di Kabupaten Barito
Selatan menuju Desa Mandiri yang sejahtera.
3. Program Pendidikan TKA/TPA/TQA untuk mewujudkan generasi qur’ani yang
bebas buta aksara arab/alqur’an dan menggalakkan sekolah Minggu bagi
Anak-anak yang beragama Kristen.
4. Program Wajib Belajar 9 tahun (SLTP) melalui sekolah satu atap bagi Desa
terpencil dan menuju wajib belajar 12 tahun (SLTA) dengan pola pendidikan
mendekatkan sekolah kepada siswa/anak didik.
5. Memberikan pelayanan Kesehatan gratis bagi masyarakat lanjut usia(lansia)
dan keluarga miskin/tidak mampu.
6. Pengobatan Masal, operasi katarak, operasi bibir sumbing, operasi gondok
dan khitanan masal secara gratis 4 kali setahun.
7. Program pemberian makanan tambahan ibu hamil, ibu menyusui dan balita
bagi keluarga miskin/ tidak mampu.
8. Akan memberikan pelayanan gratis bagi ibu melahirkan keluarga miskin/tidak
mampu.
9. Program Barsel sehat 2011 – 2016.
Selain itu adalah suatu pembuktian kepada kaum perempuan di Barito Selatan bahwa perempuan Barito Selatan Ada yang Berani dan mampu untuk menjadi Bupati Barito Selatan. Dengan semangat Kartini dan bahkan satu-satunya calon Bupati Perempuan di Kalimantan Tengah Hanya Ir.Hj wartiah Thalib,MM yang Memimpin Barito Selatan dengan Visi dan Misi yang jelas.
PKS Diterpa Isu Negatif karena Cinta
Ribuan peserta yang hadir mengenakkan pakaian serba putih. Mereka merupakan kader PKS yang berasal dari sejumlah kabupaten dan kota di Sulsel. Hadir dalam acara tersebut, Anggota DPR RI Andi Rahmat, Korwil PKS Sulawesi Najamuddin Mara Hamid, pengurus partai se Sulsel dan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin.
Senin, 25 April 2011
Nasional Demokrat Daftar Jadi Parpol
"Memang sudah ada partai yang terdaftar dengan nama Nasional Demokrat," katanya saat dihubungi wartawan, Senin (25/4/2011).
Selain itu, Partai Nasional Republik, pimpinan anak mantan Presiden Soeharto, Tomy Soeharto, juga telah mendaftar. "Partai yang sudah daftar, Nasional Republik, Persatuan Nasional," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Surya Paloh pernah memberi pernyataan jika Nasdem tidak akan berkembang menjadi partai peserta pemilu. Dia mengatakan Nasdem tidak memiliki niat apapun selain untuk meretorasi Indonesia.
Polemik Partai Politik Di Kalangan Salafi Mesir
Sidney Jones Menebar Teror Kepada Rohis
Sumber : Islamedia
Karena Doa Robithoh
Aku menghadapkan wajahku pada orang di depanku. "Baik. Insya Allah bisa." Ujarku sambil tersenyum.
"Makasih banyak, bang. Makasih banyak." Senyum orang di depanku lebih lebar. Terasa seperti senang mendengar kesediaanku.
"Siapa aja pembicara yang diundang?"
"Dari LSM Kajian Pluralisme Indonesia, ada Pak Hendrawan."
"Oh... Langsung ketua umumnya nih, yang turun?"
"Bukan bang, bukan Pak Hendrawan Ketum LSM KPI. Saya dapat rekomendasi dari Ketumnya untuk mengundang seorang anggota baru LSM itu yang baru dua bulan berada di Indonesia setelah menyelesaikan S2 di Texas. Namanya memang mirip dengan nama ketumnya."
"Oh begitu. Yah, nama Hendrawan memang pasaran sih. Hahaha..." Candaku diikuti tawa kurir pengantar undangan.
"Baik bang, saya mohon diri dulu. Ada rapat acara pukul 2 siang nanti."
"Ya, silakan. Terima kasih undangannya ya, Mas... Siapa namanya?" Tanyaku.
"Saya juga Hendrawan pak. Tapi bukan saya yang jadi pembicara. Saya masih mahasiswa kok." Dia nyengir.
"Hah? Ya ampun. Hahahaha..." Kini tawaku lebih keras dari sebelumnya. Tapi jadi merasa tidak enak hati setelah terlanjur mencandai nama Hendrawan.
"Mari bang..."
"Ya.. Mari."
Aku menarik nafas panjang. Hendrawan... Mungkin nama itu benar pasaran. Tapi ada satu entitas unik yang memakai nama Hendrawan yang melekat dalam hati. Setiap mendengar nama Hendrawan, rasa penasaranku bangkit dan kerinduanku mengharu biru. Cukup lama nama Hendrawan hadir sebagai pelengkap doa Robithoh yang sering kulantunkan pada pagi atau sore hari tanpa pernah lagi bertemu muka dengan pemilik nama itu selama 12 tahun. Aku rindu pada pemilik nama pasaran itu.
*****
Saat itu, 12 tahun yang lalu, di sebuah musholla sederhana di tepi kompleks sekolah, aku hadir di tengah lingkaran kecil yang sedang menyimak kajian keislaman yang dibawakan oleh seorang alumni. Ada sebuah dialog yang begitu berkesan dan mengisi hati.
"Doa-doa di Al-Ma'tsurat itu doa Rasulullah ya kak?" Tanyaku yang sedang mengamati sebuah buku kecil berjudul Al-Ma'tsurat Wazhifah Kubro.
"Ya." Jawab Alumni pengisi kajian. "Rasulullah rutin membacanya pagi dan sore. Karena Rasulullah tauladan kita, kita juga harus amalkan dong."
"Doa Robithoh juga doa Rasulullah?" Kali ini yang bertanya adalah orang di sebelahku. Bernama Hendrawan.
"Bukan. Itu doa yang diajarkan oleh Asy-Syahid Hasan Al-Banna. Kita kan diperbolehkan membaca doa apa saja redaksinya selama itu baik. Bahkan kita boleh berdoa dengan bahasa Indonesia. Nah, doa Robithoh ini memang bukan doa yang pernah Rasulullah lafalkan. Tapi doa ini begitu indah dan sangat baik. Dan tentu saja boleh kita amalkan."
Hendrawan manggut-manggut.
"Iya Kak, kata-katanya indah. Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu hati ini telah berhimpun dalam taat padamu..." Aku mengeja halaman Doa Robithoh yang kubuka. "Maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, abadikanlah kasih sayangnya... "
"Kamu bisa bayangkan wajah saudara kamu ketika membaca doa itu. Supaya lebih khidmat." Ujar kakak Alumni.
"Begitu ya kak? Aku mau membayangkan wajah Adi supaya dia gak gampang futur." Ujar Hendrawan sedikit tertawa nakal.
"Oke, ana juga bayangin wajah antum, Hen." Jawabku.
"Bagus. Kalian saling mendoakan ya! Biar ketua dan sekretaris Rohis tetap kompak."
"Hehehehe..." Aku dan Hendrawan dan anggota pengajian lain cengengesan.
*****
Ruangan ini cukup luas. Berukuran 20x10 meter. Peserta seminar yang hadir pun cukup banyak. Ada sekitar seratusan bangku yang terisi oleh manusia. Terlihat dari wajahnya, para peserta cukup antusias mengikuti seminar kali ini.
Dan setelah 20 menit pembicara pertama menghabiskan waktu yang dijatah panitia untuk memaparkan pandangannya tentang "Al-Qur'an Mengajarkan Pluralisme", kini giliranku memaparkan topik "Al-Qur'an Menolak Pluralisme Agama." Sebuah makalah sudah siap di tangan. Aku pun memulai pembicaraan setelah tahmid dan sholawat.
"Nama saya Adi Saputra. Saya aktif sebagai ketua Yayasan Cinta Quran. Mulai akrab dengan Al-Qur'an sejak SMA ketika bergabung dengan Rohis SMA 83.
Ya saya pernah aktif di Rohis SMA. Bahkan berlanjut di Rohis kampus. Kalau Pak Hendrawan tadi bilang bahwa Rohis-Rohis SMA merupakan tunas permusuhan dengan perbedaan dan pluralisme, mungkin saja itu pengalaman beliau pribadi. Karena dulu ketika menjabat Ketua Rohis SMA 83, Pak Hendrawan ini sekretaris saya. Saya akrab sekali dengan dia, dulu. Saya tidak menyangka setelah 12 tahun berpisah akhirnya kami disatukan dalam acara seminar ini. Saya berterima kasih banyak pada panitia."
Suasana sedikit gaduh di selingi tawa dan tepukan tangan kecil. Aku melihat Hendrawan yang disampingku tertawa. Tiba-tiba tangannya membuka hendak merangkulku. Aku sambut rangkulan itu. Setelah berangkulan, wajahnya bergerak mendekati mikrofon.
"Ya saya juga kangen dengan Pak Adi. Saya juga berterima kasih pada panitia."
Aku menahan haruku. Dengan menahan sesak di dada, aku melanjutkan pemaparan makalah yang akan membantah pemaparan Hendrawan tentang pluralisme yang telah disampaikan sebelum giliranku.
*****
Acara seminar memasuki masa istirahat pas ketika adzan zhuhur berkumandang. Aku hanya bisa menyempatkan berbincang sedikit dengan Hendrawan menanyakan kondisinya, kerja dimana, dan tinggal dimana, serta bertukar nomor HP sebelum kemudian aku bergegas menuju masjid kampus.
Setelah mengikuti sholat zhuhur berjama'ah dan dilanjutkan sholat sunnah ba'diyah, aku yang bersiap meninggalkan kampus ini - karena tugasku menjadi pembicara sudah kutunaikan - didatangi seseorang yang juga menjadi pembicara pada sesi pagi tadi, Hendrawan.
"Sudah sholat, Hen?" Tanyaku.
"Sudah Di. Benar-benar perjumpaan yang tidak diduga." Dia memandangiku sejenak dan melanjutkan kalimatnya, "Dan kamu tidak berubah. Tetap istiqomah di jalan dakwah." Hendrawan tersenyum. Seperti bangga. Atau mengejekku?
"Kamu sendiri bagaimana Hen? Aku tidak menyangka kamu menjadi pendukung liberalisme sekarang." Tanyaku.
"Panjang ceritanya, Di. Setelah aku ikut orang tuaku pulang kampung ke Magelang, kita masih saling kirim kabar kan, dan kamu tahu kan aku tidak bisa melanjutkan kuliah karena tidak ada dana?"
Aku mengangguk.
"Tahun kedua aku di Magelang, Allah melapangkan rezki orang tuaku. Usaha orang tuaku mulai memperlihatkan kesuksesan hingga terkumpul dana untuk melanjutkan kuliahku. Aku memilih IAIN Semarang.
Awalnya aku aktif di dakwah kampus. Tapi setelah semester tiga, aku mulai mengurangi kegiatan dakwah kampus. Itu karena aku tak bisa menahan rasa cintaku pada seorang gadis yang sekarang menjadi istriku. Aku berpacaran, dan teman-teman aktifis dakwah tak bisa lagi menerimaku.
Aku mulai jauh dari dakwah. Lulus kuliah, aku meneruskan baktiku di kampus, menjadi asisten dosen. Beberapa saat mengajar di kampus, aku mendapat beasiswa melanjutkan studi di luar negeri. Dan di luar sana aku banyak berinteraksi dengan pemikiran liberal.
Dulu saat menjadi mahasiswa dan asisten dosen, aku memang dikepung pemikiran-pemikiran seperti itu. Kondisiku yang jauh dari lingkungan aktifis dakwah membuat filterku rusak dan sedikit demi sedikit menikmati diskusi liberalisme.
Memang kadang ada pertentangan batin. Hati kecilku tak setuju dengan pikiran-pikiran ini. Tapi lingkungan telah terlanjur menyeretku lebih dalam."
Ia diam. Dan dalam diam itu, aku menyerobot pembicaraan.
"Kamu tahu, sampai sekarang kamu masih aku doakan. Doa Robithoh yang aku ucapkan pagi dan petang itu, aku maksudkan agar Allah meneguhkan hati kamu dalam dakwah. Wasyroh suduroha bi fiadil imani bika."
"Terasa, Di. Aku beberapa kali bermimpi kita membaca Doa Robithoh bersama." Potong Hendrawan. Aku terperanjat mendengar pengakuannya.
"Aku tidak bohong. Setelah bermimpi seperti itu aku berdoa agar kita dipertemukan dan kamu bisa menyelamatkan aku dari lingkungan yang buruk. Alhamdulillah doaku terkabul. Kita bertemu lagi, Di."
"Kalau hati kamu menolak pemikiran sesat itu, kenapa kamu bertahan dalam lingkungan yang buruk?"
"Pertemuan ini ikhtiarku untuk keluar dari lingkungan yang buruk. Kamu tahu siapa yang merekomendasikan kamu jadi pembicara di seminar ini? Aku. Aku yang merekomendasikan kamu. Selama ini aku mencari tahu tentang kamu lewat internet. Dan ketemu. Dan pas sekali momennya saat aku ditawari menjadi pembicara seminar ini."
Aku menatap sahabatku itu erat-erat.
"Aku sudah diangkat jadi PNS. Jadi, aku tidak lagi mengkhawatirkan nafkahku kalau aku murtad dari kelompok liberalis." Ujar Hendrawan disambung dengan tawanya. Aku juga ikut tertawa.
"Kamu mau kalau mulai ngaji lagi dari materi ma'rifatulloh?" Tanyaku.
"Siapa takut?" Kami tertawa bahagia. Doa Robithohku tak sia-sia. Allah masih melekatkan hati kami dalam dakwah, Insya Allah.
Ahli Hukum: Tak Ada Unsur Pidana Insiden Kain Merah Putih HUT PKS
"Tidak ada unsur pidana karena yang dimaksud dengan bendera negara sudah diatur tegas ukurannya dalam UU No 24/2009 tentang UU Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan," kata Mudzakir kepada detikcom, Minggu (24/4/2011).
Menurutnya, insiden di Tasikmalaya dengan ukuran kain 2x6 meter, tidak memenuhi unsur bendera. Dalam UU disebutkan yaitu untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan menggunakan bendera ukuran 200cm x 300cm , untuk penggunaan di lapangan umum 120 cm x 180 cm dan untuk penggunaan di ruangan 100 cm x 150 cm.
Adapun untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden 36 cm x 54 cm, untuk penggunaan di mobil pejabat negara 30 cm x 45 cm dan untuk penggunaan di kendaraan umum 20 cm x 30 cm
Sedangkan untuk penggunaan di kapal 100 cm x 150 cm, untuk penggunaan di kereta api 100 cm x 150 cm , untuk penggunaan di pesawat udara 30 cm x 45 cm dan untuk penggunaan di meja 10 cm x 15 cm .
"Kalau ukuranya 2x6 meter itu bukan bendera. Kalau bukan bendera, menginjaknya bukan pidana," terang tim perumus perubahan KUHP/KUHAP ini.
Aturan yang tegas tentang ukuran bendera ini untuk menghindari kriminalisasi penggunaan warna merah putih. Seperti kain merah putih yang dipakai Pramuka, umbul-umbul, ikat kepala dan sebagainya.
"Kalau siapa saja yang memakai kain merah putih, banyak sekali yang dikriminalkan dong. Pemain olahraga banyak banget tuh," tutur Mudzakir.
Refleksi 13 Tahun PKS Putihkan Kota Barat
PKS Minta Maaf Soal Penginjakan Merah-Putih
"Kami atas nama DPP PKS meminta maaf atas insiden yang tak terduga ini," kata Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq kepada okezone, Minggu (24/4/2011) malam.
Mahfudz menjelaskan gelaran Milad PKS di Gelanggang Olahraga Dadaha, Tasikmalaya, diisi penampilan teatrikal tarian nusantara oleh sejumlah pelajar SMA Tasikmalaya.
"Namun tak disangka diujung tarian ada kain seperti bendera merah putih terinjak oleh peserta tari. Ini mengejutkan panitia," sambungnya.
Presiden PKS Sebut Partainya Masuki Masa Puber
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq (kiri)
“Tapi seperti halnya remaja yang sedang puber, kalau terus digoda dia akan berdandan, akan mempercantik diri. Ini bisa merepotkan para penggoda nantinya,” kata Luthfi dalam acara silaturahim dengan tokoh dan pimpinan parpol di Malang Raya, Sabtu (23/4) di Malang, Jawa Timur.
Silaturahim diselenggarakan dalam rangka Milad ke-13 PKS. Hadir dalam silaturahim tersebut pimpinan parpol dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Hanura, PAN, dan sejumlah tokoh parpol lainnya.
Menurut Luthfi, agar tidak merepotkan sebaiknya PKS dibiarkan tumbuh begitu saja. Tidak usah digoda.
“Kalau tidak digoda, PKS akan tumbuh wajar-wajar saja,” ucapnya.
PKS, lanjut Luthfi, berharap parpol yang ada saling bekerja sama, bergandengan tangan untuk menyelesaikan beragam persoalan yang dihadapi masyarakat.
“Walau masing-masing parpol memiliki perbedaan, namun tujuannya sama, yakni mencari solusi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,”ujar dia.
Luthfi berpandangan, kontestasi politik hanya terjadi lima tahun sekali. Setelah kontestasi selesai maka semua partai harus duduk bersama, saling bahu membahu menyelesaikan persoalan kemasyarakatan.
“Jangan semangat kontestasi terus dibawa-bawa. Hal itu hanya akan menimbulkan ketidakharmonisan. Ini kontraproduktif dengan semangat kebersamaan untuk membangun bangsa,” kata Luthfi lagi.
Minggu, 24 April 2011
Footsal, Agenda Tarbiyah Jasadiyah Setiap Ahad Pagi
Sabtu, 23 April 2011
PKS Harapan Baru Masyarakat Desa Babai Karau Kuala
Jumat, 22 April 2011
DUKUNG WAFI UNTUK TERUSKAN DAN TINGKATKAN PEMBANGUNAN BARITO SELATAN 2011-2016
Rambu Minim, Kecelakaan Mengintai
BARITO SELATAN--BN: SEJUMLAH perempatan jalan di dalam Kota Buntrok, Barito Selatan (Barsel), tidak dipasangi rambu padahal sangat rawan kecelakaan. Salah satunya adalah perempatan Jalan Pelita Raya menuju Jalan Ibunda... Perempatan jalan tersebut belum juga dipasangi rambu-rambu peringatan atau semacam lampu kuning tanda peringatan. Padahal lokasi itu sangat rawan kecelakaan. Terutama pada siang hari saat banyak anak sekolah dari Jalan Ki Hajar Dewantara melintasi Jalan Pelita Raya menuju Jalan Ibunda. Kawasan ini sering terjadi kecelakaan lantaran jalan tertutup. Apalagi untuk orang baru karena dari kejauhan lokasi itu tidak tampak sebagai prempatan jalan. “Kami sangat kecewa sampai sekarang rambu-rambu peringatan di daerah kami tidak terpasang. Daerah perempatan Jalan Pelita Raya dari Jalan Ibunda menuju Jalan Ki Hajar Dewantara sudah sering terjadi kecelakaan,” kata Sufian Hadi, warga Jalan Ibunda kepada Borneonews, kemarin. Kepala Dinas Perhubungan Barsel Masyudi mengatakan untuk mengantisipasi kecelakaan di sejumlah titik rawan kecelakaan di perempatan dalam kota Buntok rencananya tahun ini akan dipasangi Warning Light (Lampu Kuning Tunggal). Untuk itu, pihaknya sudah mengusulkan lima unit Warning Light ke Dinas Perhubungan Pemprov Kalteng. “Ada lima tempat yang akan kami pasangi warning light nantinya. Termasuk di antaranya di perempatan Jalan Pelita Raya menuju Jalan Ibunda dan Ki Hajar Dewantara,” katanya. Ia mengakui jika sebenarnya paling cocok di tempat itu dipasangi Trafic Light (Lampu Stop) seperti di perempatan Jalan Panglima Batur menuju Jalan Pembangunan dan Jalan Veteran. Tapi kendalanya masalah dana. Karena itu hanya diusulkan Warning Light. “Semoga dana cepat turun, agar pemasangan bisa segera kita lakukan. Kita juga sering dapat laporan masalah ini,” ujarnya. (ED/BI/I-2) |
Debat Prakarsa Mahasiswa tidak Dihadiri Calon Bupati
BARITO SELATAN--BN: DEBAT calon bupati Barito Selatan yang diprakarsai Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kemarin, tidak dihadiri ketujuh cabup. Debat yang digelar di aula Hotel Afiat, Buntok, itu hanya dihadiri seorang calon wakil bupati... “Kami menghadirkan seorang sejarawan/buda-yawan terkenal dari Palangkaraya. Artinya maksud dan tujuan penyelenggaraan ini jelas punya makna dan manfaat besar bagi masyarakat dan mahasiswa Barsel,” kata Jhon Kenedy, Ketua Panitia kepada Borneonews. Jhon Kenedy menegaskan acara tersebut bertujuan selain ingin mengetahui program dan komitmen ma-sing-masing calon hingga memutuskan ikut Pemilu Kada Barsel 2011, juga agar masyarakat, khususnya pemilih, bisa bertatap muka langsung dengan calon pemimpin mereka periode 2011-2016. “Terpenting kami sudah mengirimkan undangan kepada mereka (tujuh pasang calon). Sekarang mereka malah tak hadir itu hak masing-masing. Kami sudah menjalankan aspirasi masyarkat yang menginginkan acara ini terselenggara,” jelas mahasiswa STAIS Ma’Arif Buntok itu. Meski tidak dihadiri pasangan calon bupati, panitia tetap menyelenggarakan debat kandidat itu, dengan seorang calon wakil bupati, Ahmad Rasyid. Bahkan mahasiswa tak kalah gencar melontarkan pertanyaan, yang intinya seputar rencana pembangunan yang baik bagi Barsel, teknik dan peluang peningkatan PAD (pendapatan asli daerah) dan kiat meningkatkan APBD Barsel, agar bisa mengakomodir belanja publik, tak hanya belanja pegawai. Ia mengakui PMII kecewa kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Barsel yang tak melibatkan mereka dalam acara debat kandidat selama tiga hari yang diselenggarakan KPU setempat di GBU Jaro Pirarahan, Buntok. Padahal mereka sudah meng-ajukan proposal menawarkan kerjasama acara tersebut. Menurut Jhon Kenedy, alasan KPU menolak karena dalam aturan perundangan yang mereka pegang tak dibolehkan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga, seperti dari kalangan mahasiswa. “Kami tidak masalah tak dilibatkan sebagai penyelenggara. Tapi waktu kami minta sebagai salah satu kelompok yang ikut melontarkan pertanyaan, juga ditolak dengan alasan cukup dilakukan oleh tiga panelis. Ini yang membuat kami kecewa makanya kami selenggarakan sendiri acara debat kandidat,” jelasnya. Namun, ternyata penyelenggaraan debat kandidat yang digelar KPU Barsel justru bekerjasama dengan pihak ketiga yakni sebuah televisi lokal Kalteng. Hingga, Rabu (20/4) malam, debat kandidat calon bupati/calon wakil bupati Pemilu Kada Barsel yang diselenggarakan KPU setempat sudah memasuki tahap akhir, yakni menampilkan sekaligus tujuh pasang calon bupati/calon wakil bupati. Tahapan Pemilu Kada Barsel sendiri telah memasuki masa kampanye, kemarin, yang dibuka pasangan nomor urut 4, Wafi (Wartiah-Sofiansyah). Sedangkan kampanye tujuh pasang calon digelar di kecamatan daerah hilir dan hulu kota Buntok. (ED/I-2) “Belum ada laporan pelanggaran sampai hari kedua masa kampanye ini. Pelanggaran biasanya melibatkan anak-anak dan PNS dalam kampanye,” kata Hamzah, anggota Panwaslu Pemilu Kada Barsel, disela acara debat kandidat diselenggarakan PMII Barsel di Hotel Afiat Buntok, kemaren siang. (ED/I-2) |
Seruan Damai dari Pemilu Kada Barito Selatan
BARITO SELATAN--BN: Massa pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Barito Selatan (Barsel) sepakat menjaga ketertiban dan kedamaian selama pemilihan umum kepala daerah (Pemilu Kada). Untuk itu, ratusan simpatisan tujuh pasangan cabup/wabup kemarin... menggelar pawai damai sebelum masa kampanye dimulai, Senin (18/4). Dari pantauan Borneonews, sedikitnya 500 simpatisan calon bupati dan wakil bupati memeriahkan pawai damai tersebut. Tidak kurang 70 kendaraan roda empat dan 140 kendaraan roda dua dikerahkan. Masing-masing pendukung mengenakan atribut kandidat pilihan mereka. Long march massa dimulai dari halaman depan kantor KPU Barsel di Jalan Melati, Buntok. Selanjutnya, iring-iringan melalui Jalan Teratai, Jalan Pelita Raya, Jalan Pahlawan, Jalan Merdeka Raya dan kembali ke depan KPUD Barsel di Jalan Melati, Buntok. Iring-iringan pawai damai disesuaikan dengan nomor urut pasangan cabup/wabup. Massa pendukung kandidat nomor urut satu (1), pasangan Suriawan-Syarkawi (SUKA) berada di barisan terdepan. Simpatisan pasangan ini didominasi kendaraan roda dua. Disusul kemudian oleh iring-iringan pendukung pasangan kandidat nomor urut dua (2), Eddy Raya Samsuri-Irawansyah, yang didominasi kendaraan bak terbuka. Di belakang beriringan simpatisan pasangan nomor urut tiga (3), Jamhuri-Abdul Bhayang, lalu pendukung kandidat nomor urut empat(4) Wartiah-Sofian, kemudian pendukung kandidat nomor urut lima (5) Farid Yusran-Satya Titiek, disusul pendukung kandidat nomor urut enam (6), Darsani-Rasyid, dan massa pasangan kandidat nomor urut tujuh(7), Areramon-Suhardi. Pawai damai semakin meriah lantaran masing-masing massa pendukung calon bupati/wakil bupati tersebut mengerahkan sejumlah artis yang tidak henti-hentinya bernyanyi sepanjang pawai berlangsung. Pawai damai tersebut mendapat aplaus dari masyarakat yang berbaris di sepanjang rute yang dilewati peserta pawai damai. Menahan diri Pawai damai juga mendapat sambutan positif Kapolres Barsel AKBP Djati Wiyono Abadhy SIK. Dia menghimbau massa pendukung ketujuh calon bupati/wakil bupati tersebut menjaga keamanan dan ketertiban. “Saya menghimbau agar masa menjaga keamanan masing-masing dan menghindari sikap negatif yang bisa memicu bentrok.” Seruan serupa dilontarkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Barsel KH Masturi. Dia menghimbau massa untuk menahan diri dari tindakan negatif yang bisa merusak persatuan yang selama ini harmonis terbina di Barsel. Jangan membuat isu negatif yang bisa menimbulkan perpecahan. Jadikan momentum pesta demokrasi ini sebagai pembelajaran bersama agar kelak lebih dewasa berpolitik. Bermainlah sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku,” kata-nya kepada Borneonews. Masturi menambahkan, ajakan Pemilu Kada damai juga diberikan dalam materi khotbah Jumat. MUI mengharapkan semua pihak menjaga keamanan dan ketertiban dan tidak membuat keributan yang dapat merugikan masyarakat Barsel sendiri. (ED/BI/I-2) |